![]() |
Sarang madu lebah galo-galo di Jorong Kasiak, Nagari Koto Sani, Kecamatan IX Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Dokumentasi Pribadi). |
Oleh: Haikal Hamonangan Simatupang, mahasiswa peternakan Universitas Andalas.
Pasbana - Madu telah lama dikenal sebagai produk alami yang penuh manfaat bagi kesehatan. Namun, tahukah Anda bahwa ada jenis madu istimewa yang diproduksi oleh lebah tanpa sengat?
Di Sumatera Barat, madu ini dikenal dengan sebutan madu galo-galo, sementara di daerah lain sering disebut sebagai madu kelulut atau klenceng.
Tahukah anda apa yang membuat madu dari lebah tanpa sengat ini berbeda dengan madu biasa?
Lebah tanpa sengat, atau Meliponinae, adalah spesies lebah sosial yang tidak memiliki sengat dan tidak dapat menyengat. Mereka tersebar di daerah tropis seperti Asia Tenggara, Afrika, Australia, dan Amerika Latin.
Di Sumatera Barat, sekitar 18 spesies lebah galo-galo dapat ditemukan, dengan peternakan terletak di berbagai wilayah seperti Padang, Solok, Sawahlunto, Sijunjung, Padang Pariaman, Batusangkar, dan Payakumbuh.
Di Koto Sani, sebuah nagari yang terletak di Kabupaten Solok, pengunjung dapat menikmati pengalaman unik dengan mencicipi Madu Galo-Galo langsung dari sarangnya.
Lahan budidaya lebah di sini memiliki lebih dari 35 kotak berisi koloni lebah Geniotrigona thoracica dan Heterotrigona itama, dua jenis lebah yang terkenal dengan rasa madu yang khas dan tidak menyengat.
Saat memasuki kawasan ini, pemandangan indah Danau Singkarak yang terhampar di kejauhan menyambut para pengunjung. Keindahan alam ini menjadi latar belakang sempurna untuk menikmati keaslian Madu Galo-Galo. Sarang lebah yang aman didekati memungkinkan pengunjung untuk merasakan kesegaran madu langsung dari kantungnya.
![]() |
Wisatawan di lahan budidaya lebah galo-galo dengan view langsung ke Danau Singkarak ( Dokumentasi Pribadi). |
Di sini, sarang lebah galo-galo aman didekati, sehingga pengunjung dapat merasakan langsung kesegaran madu. Proses panen madu menjadi pengalaman yang menarik, di mana pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan, tetapi juga ikut serta dalam kegiatan panen.
Dengan bantuan petani lokal, mereka dapat belajar cara mengumpulkan madu dengan aman dan efisien.
Madu yang dihasilkan memiliki rasa yang cenderung manis dengan sentuhan asam, memberikan sensasi unik di lidah. Konsistensinya yang tidak terlalu kental membuatnya mudah diseruput langsung dari kantung madu.
![]() |
Pemanenan madu lebah galo-galo di Jorong Kasiak, Nagari Koto Sani, Kecamatan IX Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Dokumentasi Pribadi). |
Selain itu, warna madunya yang lebih cerah dibandingkan madu biasa menambah daya tarik tersendiri.
Lebah Geniotrigona thoracica dan Heterotrigona itama memainkan peran penting dalam ekosistem, membantu menjaga keseimbangan alam di Nagari Koto Sani. Dengan menjaga keberadaan lebah ini, petani berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem dan kesehatan tanah, yang pada gilirannya mendukung pertanian lokal.
Koto Sani bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati madu, tetapi juga merupakan destinasi wisata yang menyajikan keindahan alam dan keberagaman hayati.
Dengan lebih dari 35 kotak lebah dan pemandangan yang menakjubkan, Koto Sani menawarkan pengalaman wisata yang unik dan menarik bagi siapa saja yang mengunjunginya. Setiap tetes madu dari galo-galo adalah bukti bahwa serangga kecil ini memiliki keajaiban tersendiri, siap memberikan bukti manisnya kehidupan.(*)