Notification

×

Iklan

Iklan

Simulasi Gempa 8,4 SR Guncang Padang: Mahasiswa Unand dan Warga Latih Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Nyata

09 Juni 2025 | 19:11 WIB Last Updated 2025-06-09T12:11:02Z



Padang, pasbana Suasana panik melanda warga RW 03, 04, dan 05 Kelurahan Batang Kabung Ganting, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Senin (9/6/2025) pukul 14.52 WIB. Sirine tanda bahaya berbunyi keras, disusul dengan guncangan dahsyat yang membuat warga berhamburan ke titik evakuasi. 

Sejumlah orang terlihat terluka, dari luka ringan hingga berat. Namun, ini bukanlah bencana sungguhan, melainkan bagian dari simulasi gempa bumi berkekuatan 8,4 Skala Richter.

Kegiatan simulasi ini merupakan bagian dari latihan kesiapsiagaan bencana yang digelar oleh Fakultas Keperawatan Universitas Andalas (Unand), berkolaborasi dengan Kelompok Siaga Bencana (KSB), Palang Merah Indonesia (PMI), dan didampingi langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang.

Simulasi digelar sebagai bagian dari praktik lapangan Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unand yang telah berlangsung selama lima minggu di kawasan tersebut. Tujuannya, untuk memberikan edukasi dan pelatihan langsung kepada masyarakat tentang penanganan situasi bencana secara cepat dan tepat.

"Ini bagian dari program pemberdayaan masyarakat. Kami ingin masyarakat memahami bahwa potensi bencana itu nyata dan penting untuk tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi," ujar Robert Candra Eka Putra, Sekretaris BPBD Kota Padang, kepada awak media, Senin sore.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak:
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Unand, yang bertugas memberikan pertolongan pertama.
KSB dan PMI, yang berperan dalam evakuasi dan pengelolaan posko.
Warga lokal, termasuk lansia, remaja, dan anak-anak, yang dilatih menjadi kader tangguh bencana.

“Mahasiswa kami tidak hanya praktik keperawatan bencana, tapi juga membentuk kader-kader lokal yang terlatih dan siap siaga,” jelas Fitri Mailani, dosen Fakultas Keperawatan Unand.

Simulasi ini berlangsung di Kelurahan Batang Kabung Ganting, Kecamatan Koto Tangah, salah satu kawasan rawan bencana di Kota Padang. Kegiatan dimulai tepat pukul 14.52 WIB, waktu yang disesuaikan untuk meniru situasi mendadak dan tidak terduga, sebagaimana lazimnya kejadian gempa bumi.

Simulasi dilakukan secara realistis. Saat sirine tanda gempa berbunyi, warga diarahkan untuk menyelamatkan diri ke titik kumpul yang telah ditentukan. Mahasiswa dan relawan kemudian melakukan penanganan darurat terhadap "korban" yang diperankan dengan kondisi luka.

Simulasi ini mencakup, evakuasi warga dari rumah-rumah dan bangunan umum, pertolongan pertama dan kaji cepat, pendirian posko darurat dan dapur umum, pelatihan evakuasi mandiri bagi warga.

Robert menambahkan, program ini telah berjalan selama lima tahun dan rutin dilakukan dua kali dalam setahun. "Kami ingin kegiatan ini terus berkembang, agar kelompok siaga bencana di tingkat RW/RT semakin kuat dan mandiri," ujarnya.

Simulasi ini mendapatkan respons positif dari warga. Menurut Fitri Mailani, keterlibatan masyarakat dalam simulasi terbukti meningkatkan kesadaran akan pentingnya solidaritas dan kesiapan komunitas dalam menghadapi bencana.

“Antusiasme warga sangat tinggi. Ini pertanda baik bahwa masyarakat semakin sadar bahwa keselamatan itu adalah tanggung jawab bersama,” tambah Fitri.

Sebagai informasi, wilayah Sumatra Barat, termasuk Kota Padang, berada pada zona megathrust yang memiliki potensi gempa besar. Menurut data dari BMKG, zona ini berpotensi mengalami gempa hingga kekuatan 8,9 SR. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi prioritas utama pemerintah daerah dan institusi pendidikan.(rel) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update