Notification

×

Iklan

Iklan

Akhir Pekan Ini, Padang Panjang Disemarakkan Festival Literasi dan Pamenan Minangkabau

24 Juli 2025 | 14:00 WIB Last Updated 2025-07-24T08:48:09Z
 


Padang Panjang, pasbana --Akhir pekan ini, Kota Padang Panjang akan disemarakkan oleh dua perhelatan budaya dan edukasi yang berlangsung hampir bersamaan: Festival Literasi dan Festival Pamenan Minangkabau.

Kedua festival rakyat ini dipusatkan di kawasan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) Kota Padang Panjang, menjadi simbol kolaborasi dalam menghidupkan nilai-nilai literasi sekaligus merawat kekayaan budaya lokal.

Festival Literasi akan digelar lebih dulu, dimulai pada Jumat (25/7/2025) hingga Ahad (27/7/2025). Sedangkan Festival Pamenan Minangkabau berlangsung pada Sabtu–Ahad (26–27/7/2025).

Untuk pematangan persiapan Festival Lierasi dan Pamenan #2 dilakukan pertemuan antara Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Padang Panjang yang dipimpin oleh Kepala Dinas, Ampera Salim, bersama Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Padang Panjang, Yan Kas Bari dan kabid, serta Komunitas Seni Hitam Putih (Afrizal Harun, Sahrul N, Kurniasih Zaitun, dan Ali Sukri) sebagai penyelenggara Festival Pamenan Minangkabau 2025, pada Kamis (24/7/2025).

"Pematangan pelaksanaan dua festival ini agar apa yang sudah kita rencanakan dan siapkan jauh-jauh hari berjalan dengan baik. Kita berharap, publik Kota Padang Panjang dan sekitarnnya dapat menikmati dan berpartisipasi dalam kedua iven ini," jelas Ampera Salim.   

Festival Literasi: Ruang Ekspresi dan Cinta Membaca


Memasuki tahun ketiganya, Festival Literasi menjadi salah satu agenda unggulan DPK dalam mendorong budaya baca dan menulis. Kepala DPK, Yan Kas Bari, menekankan bahwa festival ini merupakan ruang aktualisasi literasi yang tidak hanya menampilkan karya, tapi juga proses pembelajaran yang melatarinya.

“Ini bukan sekadar ajang pameran. Ini adalah momentum untuk menampilkan hasil proses literasi masyarakat, mulai dari membaca, menulis, hingga mengekspresikannya dalam bentuk visual, seni, dan pertunjukan,” ujar Yan Kas Bari.

Pematangan persiapan Festival Lierasi dan Pamenan #2, pada Kamis (24/7/2025).


Festival ini akan diisi oleh 50 stand, melibatkan kelurahan, sekolah, taman bacaan masyarakat, pelaku UMKM, serta lembaga strategis seperti Bulog dan Bank Indonesia. Sejumlah pejabat provinsi dan kepala DPK dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Barat juga dijadwalkan hadir untuk menyaksikan geliat literasi di Kota Serambi Mekkah ini.

Festival Pamenan Minangkabau: Warisan yang Dicintai dan Dirawat


Diselenggarakan oleh Komunitas Seni Hitam Putih dan didukung oleh Program Dana Indonesiana-LPDP dari Kementerian Kebudayaan, Festival Pamenan Minangkabau #2 mengangkat tema “Padusi di Rumah Gadang”. 

Tema ini menggambarkan peran sentral perempuan Minangkabau sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang, penjaga nilai-nilai budaya dan pengikat harmoni dalam tatanan adat.

Direktur Festival, Afrizal Harun, menjelaskan bahwa “pamenan” dalam konteks budaya Minangkabau berarti segala sesuatu yang dicintai dan dirawat oleh masyarakat. Nilai-nilai ini hadir melalui empat unsur utama: kato (kata), mato (penglihatan), talingo (pendengaran), dan raso (perasaan)—yang dituangkan dalam pertunjukan tari, musik, hingga atraksi budaya lainnya.

Festival kali ini menghadirkan 20 pamenan, didominasi oleh partisipasi perempuan dari berbagai komunitas, termasuk kelompok lansia dan organisasi Bundo Kanduang, yang akan menampilkan Mars Bundo Kanduang sebagai simbol kehormatan terhadap kiprah perempuan.

"Salah satu sesi yang menarik adalah halakah budaya, forum diskusi reflektif yang mengeksplorasi peran perempuan Minangkabau dari masa ke masa, baik dalam ranah domestik, publik, maupun kebudayaan," kata Afrizal Harun.

Festival ini juga melibatkan kolaborasi lintas sektor. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) menghadirkan program edukasi tentang mitigasi sampah. Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga turut mendukung dengan beragam program sinergis.




Kurator Festival, Sahrul N, menambahkan bahwa konsep "pamenan" merupakan ekspresi mendalam dari identitas budaya Minangkabau. 

“Segala hal yang dicintai dan dirawat oleh masyarakat Minang itu bermula dari Rumah Gadang. Dari sanalah lahir nilai, rasa, dan makna kehidupan,” tutur Sahrul N yang didamping Kurniasih Zaitun dan Ali Sukri, yang juga panitia dari Komunitas Seni Hitam Putih. 

Kedua festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga ruang edukasi dan refleksi kultural yang memperkuat jati diri masyarakat Minangkabau di tengah arus perubahan zaman. (*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update