Notification

×

Iklan

Iklan

Batang Arau Bersolek: Sungai Legendaris Padang Bersiap Menjadi Destinasi Wisata Andalan

05 Juli 2025 | 09:19 WIB Last Updated 2025-07-05T02:19:41Z


Padang, pasbana - Bayangkan sebuah kawasan tepi sungai yang dulunya padat, semrawut, dan tertutup sedimen, kini perlahan disulap menjadi wajah baru Kota Padang. Ya, Batang Arau—sungai yang membelah kota dan menyimpan jejak sejarah pelabuhan kuno ini—tengah bersolek demi masa depan yang lebih cerah.

Hari Jumat (4/7/2025) lalu, kawasan muara Sungai Batang Arau tampak lebih sibuk dari biasanya. Dua alat berat disiapkan untuk satu misi: mengeruk sedimen yang selama ini membuat aliran sungai melambat dan tak ramah bagi kapal wisata. Sejumlah pejabat penting dari Pemko Padang, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, PT Pelindo, dan KSOP Teluk Bayur ikut turun ke lokasi. 

Mereka ingin memastikan, penataan kawasan ini bukan sekadar janji di atas kertas.

Menurut Tri Hadiyanto, Kepala Dinas PUPR Kota Padang, proyek ini bukan hanya soal pengerukan. “Kita ingin menata kawasan Batang Arau secara menyeluruh. Mulai dari jetty yang selama ini berdiri tak tertib, kapal-kapal yang parkir semaunya, hingga estetika tepi sungai,” ujarnya.

Pengerjaan tahap pertama dimulai Senin (7/7/2025), dengan dua alat berat canggih: ekskavator amfibi dan ekskavator lohan. Titik pengerukan membentang dari kawasan Seberang Palinggam, melewati ikon wisata Jembatan Siti Nurbaya, dan terus ke arah hulu sungai sejauh 530 meter. Targetnya rampung sebelum 3 Agustus 2025—bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Kota Padang ke-356.

“Ini bukan penggusuran. Kami ingin mengajak warga untuk melihat proyek ini sebagai langkah bersama mengangkat potensi ekonomi dan wisata daerah,” imbuh Tri.

Batang Arau bukan sembarang sungai. Di masa kolonial Belanda, kawasan ini dikenal sebagai pelabuhan penting di pantai barat Sumatera. Bangunan bergaya art deco masih berdiri di sekitarnya, menjadi saksi bisu geliat perdagangan masa lalu.

Sayangnya, pesona sejarah itu terkubur oleh penataan yang buruk dan tumpukan sedimen selama bertahun-tahun. “Padahal Batang Arau punya potensi besar jadi waterfront city seperti Melaka di Malaysia atau Clarke Quay di Singapura,” kata pengamat Pariwisata.

Upaya Pemko Padang ini—dengan sokongan Balai Wilayah Sungai Sumatera V—adalah harapan baru untuk menghidupkan kembali potensi tersebut.

Pengerjaan ini bukan kerja satu pihak. Pemerintah Kota Padang menggandeng Kementerian PUPR, BWS Sumatera V, PT Pelindo, dan KSOP Teluk Bayur. Tak ketinggalan juga dinas-dinas terkait dari Dishub, Dinas Perikanan dan Pangan, Satpol PP, hingga Camat Padang Selatan dan Barat ikut meninjau langsung di lapangan.

“Pengerukan ini adalah hasil kesepakatan bersama. Kami ingin memastikan jalur sungai bersih, aman untuk kapal, dan nyaman dipandang,” ujar Syatriawan dari BWS Sumatera V.

Proyek ini juga sejalan dengan rencana penyusunan desain penataan kawasan Batang Arau yang akan diajukan ke Kementerian PUPR. Desain ini nantinya akan menjadi acuan pembangunan berkelanjutan di sekitar sungai, termasuk penambahan ruang publik, taman, hingga area UMKM.

Setelah pengerukan selesai, kawasan Batang Arau direncanakan menjadi pusat kegiatan wisata air—mulai dari perahu susur sungai, pentas seni budaya, hingga pasar terapung. Kawasan ini juga bisa menjadi lokasi strategis bagi UMKM lokal untuk menjajakan produk kuliner dan kerajinan khas Minang.

“Revitalisasi ini akan membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar. Kita ingin menciptakan ekosistem wisata yang berkelanjutan,” jelas Ances Kurniawan, Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang.

Jika dikelola dengan baik, Batang Arau bukan cuma jadi ikon kota, tapi juga motor penggerak ekonomi kerakyatan. Apalagi, posisi geografisnya yang strategis dan dekat dengan kawasan wisata Kota Tua dan Gunung Padang menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk pengembangan pariwisata berbasis sejarah dan budaya.

Revitalisasi Batang Arau adalah langkah berani menuju wajah baru Kota Padang—lebih indah, lebih tertata, dan lebih hidup. Dengan kolaborasi lintas sektor, harapan untuk melihat Batang Arau sejajar dengan destinasi unggulan nasional seperti Sungai Musi atau Kali Besar di Jakarta bukan hal mustahil. Kini tinggal bagaimana kita, sebagai warga dan bagian dari kota ini, turut menjaga dan merawat transformasi yang sudah dimulai.

Karena sejatinya, kota yang baik bukan hanya dibangun oleh beton dan alat berat, tapi oleh semangat kolaborasi dan cinta pada ruang hidup bersama.(rel/*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update