Oleh: Dirzan Zoryadi
Mahasiswa S2 PAI UM Sumatera Barat
Pasbana - Mahasiswa bukan hanya kaum cendikiawan yang kritis sebagai agen perubahan, namun solusi relevan yang dibutuhkan sesuai perkembangan zaman untuk menghadapi berbagai problem kenakalan remaja.
Kenakalan Remaja Dahulu Dan Sekarang
Persoalan kenakalan remaja adalah persoalan lama yang mengiringi perkembangan zaman. Kita menyadari tawuran, bullying, penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas bukan lagi isu sederhana yang menjalar di pelososk negeri ini.
Persoalan yang membuat kekhawatiran berbagai kalangan Masyarakat. Persoalan kenakalan remaja yang membuat dampak yang besar bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Dampak kenakalan remaja di zaman dahulu dan sekarang sangat jauh berbeda.
Dalam hal sarana kenakalan dan dampak sosial lebih besar. Bagaimana tidak, kenakalan remaja tersebar ke berbagai media digital (TikTok, Instagram, YouTube), sehingga mudah viral dan berdampak luas.
Masa Transisi Mahasiswa
Mahasiswa adalah individu yang berada dalam masa transisi penting: dari remaja ke dewasa. Masa ini penuh peluang sekaligus tantangan, sehingga butuh dukungan emosional, spiritual, dan sosial yang seimbang.
Umumnya mahasiswa berusia 18–24 tahun, mereka mulai belajar mandiri, membangun jati diri, dan menata masa depan. Sementara masa remaja adalah masa persiapan diri menuju dewasa yang menyesuaikan diri untuk mengembangkan nilai dan prinsip hidup.
Kedekatan masa ini yang membuat hubungan emosial remaja dan mahasiswa identik dan bisa saling memahami tentang kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu sangat penting bagi negara untuk lebih memahami dan melakukan pergerakan cepat melalui pemahaman mahasiswa tentang remaja.
Mengangkat Martabat Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Sebagai renungan, mahasiswa sebagai kaum sebaya dan kelompok intelektual muda seharusnya tampil menjadi tonggak solusi, bukan hanya menjadi penonton apatis.
Namun saat ini lebih memilih diam dan terpinggirkan, entah sakit hati terhadap penguasa atau bahkan memang ada pergeseran kepedulian kepada bangsanya. Untuk itu Masyarakat bekerja sama dengan pemerintahan untuk memberikan ruang kepercayaan yang besar kepada mahasiswa.
Kehadiran Mahasiswa yang dikenal sebagai agen perubahan. Mahasiwa yang mempunyai intelektual, ide-ide kreatif dengan daya kritis, serta mempunyai keberanian dalam memperjuangan kebenaran.
Dengan dibekali dengan ilmu, analisis, dan wawasan menjadikan mahasiswa sebagai aset penting dalam menyelesaikan persoalan bangsa secara rasional dan ilmiah.
Mereka bisa turun ke masyarakat untuk memberikan bimbingan, motivasi, bahkan advokasi bagi kelompok rentan. Dekatnya usia mahasiswa dengan remaja menjadikan mereka figur yang potensial untuk menjadi teladan dan pembimbing.
Mereka bisa hadir di tengah sekolah dan masyarakat melalui program bimbingan remaja, penyuluhan bahaya narkoba, hingga penguatan literasi digital dan moral melalui media sosial. Oleh karena itu dengan sejuta potensi yang dimiliki mahasiswa untuk mengatasi kenakalan remaja, mari berikan ruang berkarya itu seluas-luasnya bagi mahasiswa.
Bangun Kesadaran Mahasiswa Untuk Mencintai Negaranya
Menurut penelitian Winda Junte Mendrofa dkk (2025), kenakalan remaja dipicu oleh kurangnya perhatian orang tua, lingkungan pergaulan yang negatif, lemahnya pengawasan sosial, serta terbatasnya fasilitas pendidikan dan rekreasi.
Artinya semua elemen masyarakat harus bekerjasama dan serius dalam mewujudkan lingkungan yang positif dan memberikan sarana dan pengawasan yang kondusif bagi remaja. Pendidikan dan aktivitas keremajaan harus menjadi perhatian utama.
Ikut sertakan Mahasiswa sebagai salah satu elemen penting yang memiliki potensi cepat untuk bergerak. Mahasiswa harus diarahkan kepada panggung utama terhadap banyaknya persoalan negara. Berikan bimbingan bagi mereka untuk berkontribusi nyata, sekecil apa pun itu.
Melalui Pendidikan formal di kampus, kembalikan pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Dorong mahasiswa untuk aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan sosial. Dorong untuk menumbuhkan rasa bangga pada budaya lokal, kritis dan melek isu nasional.
Berikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk membuat program-program kemasyarakatan dan bekali sesuai kebutuhan. Yakinkan kepada mahasiswa bahwa kehadiran mereka menjadi solusi untuk mengatasi kenakalan remaja. Memberi solusi adalah salah satu bentuk kecintaan kepada negara sendiri.
Mahasiswa Sebagai Solusi Cerdas
Ahmad Syaiful menyebutkan bahwa pengaruh mahasiswa dalam masyarakat sangatlah besar, terutama saat mereka aktif berkontribusi dalam kegiatan sosial, edukatif, dan pemberdayaan (Syaiful, Journal of Instructional and Development Researches).
Intinya Kerjasama pemerintah dan berbagai pihak terkait diperlukan dalam memantik dan memberikan ruang kontribusi untuk mengentaskan permasalahan kenakalan remaja yang semakin hari mengkhawatirkan.
Mari longgarkan gerak mahasiswa dalam mewujudkan cita-cita yang mulia sebagai pelopor keamanan dan ketertiban sosial. Ditangan mahasiswa gebrakan besar bisa dilakukan dan ditangan mahasiswa jugalah solusi kenakalan remaja dengan berbagai aspek potensi yang dimiliki kaum intelektual ini bisa diberdayakan.
Penutup
Saatnya mahasiswa menjadi bagian yang berharga untuk negeri ini. Saatnya mahasiswa tidak hanya menjadi pencari nilai akademik, tapi juga penggerak nilai-nilai sosial.
Sudah waktunya mahasiswa kembali hadir di tengah Masyarakat bukan sekadar menyuarakan perubahan, tapi menjadi pelaku aktif dari perubahan itu sendiri. Karena menyelamatkan remaja hari ini, adalah menyelamatkan wajah bangsa di masa depan.
“Jangan berhenti berbuat karena kegagalan adalah persoalan yang belum kita pahami dan belum menemukan solusi yang tepat. Teruslah bergerak untuk kepentingan negara”.
(*)
Biodata Penulis
Dirzan Zoryadi, lahir di Padang Beriang, Bengkulu Selatan, pada 25 Juli 1994. Saat ini sedang menempuh pendidikan Magister Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Aktif sebagai kader dan penggerak organisasi kepemudaan Islam, antara lain di BKPRMI Padang Panjang dan PDPM Pabasko.