Pasbana - Bayangkan Anda sedang melangkahkan kaki menuju rumah sakit atau rumah seorang teman yang tengah terbaring sakit.
Mungkin Anda membawa buah tangan, atau hanya datang dengan senyuman dan doa. Tapi tahukah Anda, dari langkah pertama itu, sejatinya Anda sedang memetik buah-buahan surga?
Ya, dalam Islam, menjenguk orang sakit bukan sekadar etika sosial, tapi ibadah penuh cinta yang menjanjikan pahala luar biasa.
“Barangsiapa menjenguk saudaranya yang sakit, maka seakan-akan dia berjalan sambil memetik buah-buahan surga hingga ia duduk. Dan apabila menjenguknya di pagi hari, maka 70.000 malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga sore tiba, dan jika di sore hari, maka 70.000 malaikat mendoakannya hingga pagi menjelang.”
(HR. Ahmad)
Hadits ini bukan hanya indah secara narasi, tapi juga menggambarkan betapa besar perhatian Islam terhadap hubungan antarsesama manusia, khususnya dalam momen-momen penuh ujian seperti sakit.
Sentuhan Kasih, Ladang Pahala
Menurut Islam, aktivitas menjenguk atau ‘iyadah al-maridh’ bukan hanya bentuk kepedulian, tapi perwujudan nyata dari ukhuwah Islamiyah.
Aktivitas ini begitu penting, sampai-sampai Nabi Muhammad SAW mewajibkannya dalam hak-hak sesama muslim.
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam... Jika ia sakit, engkau jenguk.”
(HR. Muslim)
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam... Jika ia sakit, engkau jenguk.”
(HR. Muslim)
Al-Qur’an dan Semangat Empati
Meski tak secara eksplisit menyebut "menjenguk orang sakit", semangat dan nilai-nilai dalam Al-Qur’an sangat mendukung tindakan empati ini.Salah satunya dapat ditemukan dalam surah Al-Insan:
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap wajah Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih."
(QS. Al-Insan: 8–9)
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharap wajah Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih."
(QS. Al-Insan: 8–9)
Ayat ini menunjukkan pentingnya memberi perhatian dan bantuan kepada sesama, terutama yang sedang dalam kesulitan seperti sakit. Menjenguk bisa jadi wujud dari nilai ini: hadir untuk mereka yang sedang tidak berdaya, tanpa pamrih, semata-mata karena Allah.
Manfaat Psikologis Menjenguk
Pasien yang merasa didukung secara sosial cenderung lebih optimis dan responsif terhadap pengobatan.
Psikolog klinis Dr. Susan Pinker dalam bukunya The Village Effect menyebutkan bahwa kehadiran sosial yang hangat, seperti kunjungan langsung, dapat memperkuat sistem imun dan bahkan memperpanjang usia.
Tips Menjenguk yang Sopan dan Berkesan
Bawa sesuatu yang bermanfaat. Seperti buah, buku, atau hanya senyuman tulus.
Jaga durasi. Jangan terlalu lama, apalagi jika pasien butuh istirahat.
Beri doa yang menguatkan. Kalimat sederhana seperti “Semoga cepat sembuh” bisa sangat berarti.
Jaga kebersihan dan protokol kesehatan. Apalagi jika di lingkungan rumah sakit.
Kecil Tindakan, Besar Dampak
Di zaman serba digital, perhatian sering kali lebih banyak diberikan lewat chat atau emoji.Tapi sesungguhnya, tindakan nyata seperti menjenguk orang sakit adalah bentuk kasih yang tak tergantikan.
Ia bukan hanya membahagiakan yang sakit, tapi juga memperhalus hati kita yang sehat. Dan, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, bisa menjadi jalan memetik buah-buahan surga.
Jika Anda masih ragu untuk menjenguk seseorang yang sedang sakit, ingatlah: mungkin bukan hanya mereka yang membutuhkan Anda, tapi jiwa Anda sendiri yang butuh disentuh oleh kasih dan pahala. (*)