Notification

×

Iklan

Iklan

Menelusuri Jejak Emas di Sungai-Sungai Sumatera Barat: Warisan Alam yang Terpendam

05 Agustus 2025 | 13:12 WIB Last Updated 2025-08-05T06:12:51Z


Pasbana - Siapa yang tidak penasaran dengan keberadaan emas yang sering ditemukan di sungai-sungai Sumatera Barat? 

Wilayah seperti Limapuluh Kota, Pasaman, Solok, Dharmasraya, hingga Sijunjung, meski jauh dari gunung api aktif, justru menjadi tempat perburuan emas. 

Lalu, bagaimana bisa emas ada di sana?

Misteri Emas Sumatera Barat: Tidak Hanya dari Gunung Api


Jawaban atas pertanyaan ini ternyata tak sesederhana yang kita kira. Emas yang tersebar di sungai-sungai Sumatera Barat bukan hasil dari aktivitas gunung berapi aktif yang masih menyemburkan lava. 

Sebaliknya, emas-emas ini adalah "warisan alam" dari proses geologi yang terjadi jutaan tahun lalu, saat wilayah ini mengalami aktivitas tektonik dan vulkanik yang sangat intens.

Sejarah Geologi yang Menyimpan Emas


Secara geologi, Sumatera Barat terletak di zona busur belakang (back-arc region) dari pertemuan dua lempeng besar, yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. 

Posisinya yang memanjang sepanjang Pulau Sumatra dan membentuk Pegunungan Bukit Barisan, menyimpan sejarah panjang aktivitas magma, tektonik, dan pembentukan mineral logam, termasuk emas.

Di masa lalu, proses geologi menciptakan endapan hidrotermal—sistem panas bumi purba yang terbentuk di bawah permukaan bumi. Sistem ini membawa mineral-mineral berharga seperti emas, perak, dan tembaga ke dalam celah-celah batuan. 

Endapan ini kemudian menjadi sumber utama dari deposit emas di Sumatera Barat, yang tersebar di berbagai wilayah seperti Pasaman, Sijunjung, Solok Selatan, dan Dharmasraya.

Proses Erosi yang Membawa Emas ke Sungai


Namun, proses alam tidak berhenti hanya pada pembentukan endapan. Seiring berjalannya waktu, batuan-batuan yang membawa emas ini mengalami pelapukan dan erosi.

Curah hujan tinggi di Sumatera Barat dan aliran sungai yang deras menggempur batuan tersebut, membawa butiran-butiran emas kecil ke aliran sungai. Inilah yang dikenal sebagai emas aluvial.

Karena emas memiliki berat jenis yang tinggi, butiran emas ini akan mengendap di dasar sungai, terutama di area yang memiliki arus yang lebih tenang seperti tikungan atau celah-celah batu.

Dan itulah sebabnya, meskipun tidak ada gunung berapi aktif di sekitar sungai-sungai ini, emas tetap bisa ditemukan di banyak tempat di Sumatera Barat.

Wilayah Emas yang Menjanjikan di Sumatera Barat


Beberapa wilayah di Sumatera Barat yang terkenal dengan kandungan emasnya antara lain:
Limapuluh Kota
Pasaman Barat
Sijunjung
Dharmasraya
Solok Selatan

Meskipun gunung berapi aktif seperti Gunung Marapi di Agam, Gunung Talang di Solok, dan Gunung Tandikat di Padang Panjang dan Padang Pariaman masih ada, emas tetap ditemukan jauh dari zona-zona aktivitas vulkanik. 

Emas yang ditemukan di sungai-sungai ini lebih banyak merupakan hasil dari proses geologi purba dan pengangkutan material selama ribuan tahun.

Tambang Emas Rakyat: Mencari Harta Alam yang Terpendam


Di beberapa wilayah tersebut, tambang emas rakyat menjadi salah satu mata pencaharian utama. Tambang ini lebih mengandalkan emas aluvial yang terbawa oleh aliran sungai, bukan dari sumber emas primer yang diambil dari dalam perut bumi. 

Proses penambangan ini mungkin terlihat sederhana, namun sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, dengan memanfaatkan pengetahuan lokal tentang tempat-tempat yang kaya akan endapan emas.

Warisan Alam dari Jutaan Tahun Lalu


Meskipun kita tidak melihat gunung api aktif di sekitar sungai emas tersebut, proses geologi purba yang terjadi jutaan tahun lalu tetap menjadi alasan mengapa emas ada di sana. 

Ini bukan fenomena yang terjadi baru-baru ini, melainkan sebuah warisan alam yang terbentuk dari aktivitas geologi yang sangat kompleks.

Keberadaan emas di sungai-sungai Sumatera Barat tidak hanya memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah panjang bumi kita. 

Dengan terus menjaga kelestarian alam dan memahami proses geologi yang ada, kita bisa lebih menghargai betapa berharganya "harta terpendam" ini, yang telah ada sejak zaman purba. Makin tahu Indonesia.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update