Notification

×

Iklan

Iklan

Pasar Pengaruh: Menyambut Transformasi Dakwah di Era Digital

22 Agustus 2025 | 07:56 WIB Last Updated 2025-08-22T00:56:17Z


Pasbana - Bayangkan kita tengah berdiri di tengah pasar yang luar biasa besar dan riuh, di mana berbagai ide, keyakinan, dan narasi saling bertarung untuk merebut satu komoditas paling berharga di abad ke-21: perhatian dan kepercayaan manusia. 

Ini bukan pasar tradisional yang biasa, tetapi Pasar Pengaruh — arena digital dan sosial tempat miliaran ide berperang untuk mendominasi dunia maya dan meraih hati setiap individu.

Di satu sisi, ada raksasa hiburan dengan pertunjukan spektakuler yang memikat mata. Di sisi lainnya, para filsuf menawarkan kebahagiaan instan, dan influencer gaya hidup menjual impian kesempurnaan yang menggoda. 

Sementara itu, dakwah, yang dulu dikenal dengan metode tradisionalnya yang sakral, kini harus bersaing di antara hiruk-pikuk pasar yang penuh dengan informasi dan distraksi.

Pasar Tidak Akan Menunggu Kita: Apa Relevansi Dakwah Saat Ini?


Seiring dengan perubahan zaman, dunia dakwah tidak lagi dapat bergantung pada cara tradisional yang mengandalkan otoritas formal dan komunikasi satu arah. 

Di era digital, di mana Gen Z, Gen Alpha, dan milenial adalah konsumen yang cerdas, pesan dakwah harus menanggapi kebutuhan nyata mereka. 

Mereka tak akan menerima sesuatu hanya karena itu dilabeli kebenaran. Mereka bertanya: Apa relevansi dakwah ini untuk hidupku?”

Sebagai contoh, dakwah yang masih terjebak pada topik-topik yang jauh dari permasalahan sehari-hari, seperti yang berkutat pada fikih muamalah klasik saat masyarakat terjerat pinjaman online, hanya akan terdengar seperti sejarah yang tidak lagi relevan. 

Untuk bisa bertahan dan berpengaruh, dakwah harus hadir sebagai solusi yang berhubungan langsung dengan masalah yang mereka hadapi.

Di sinilah pentingnya relevansi sebagai mata uang baru dalam dakwah. 

Seorang dai (penyampai dakwah) harus terlebih dahulu menjadi pendengar yang empatik, memahami masalah yang dihadapi audiens, dan hanya kemudian menawarkan solusi yang dapat diterima oleh zaman dan mereka yang hidup di dalamnya. 

Ini adalah transformasi mendasar yang perlu dilakukan agar dakwah dapat tetap eksis dan relevan.

Inovasi dalam Metode, Kemurnian dalam Substansi


Salah satu ketakutan yang sering muncul dalam mendiskusikan perubahan dalam dakwah adalah kekhawatiran akan merusak kemurnian ajaran Islam. 

Padahal, yang dimaksud dengan transformasi bukanlah merubah substansi, tetapi cara menyampaikannya. Seperti yang ditunjukkan oleh sejarah, para nabi dan ulama terdahulu pun berinovasi dalam metode dakwah mereka sesuai dengan zaman.

Nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun, Nabi Muhammad SAW yang datang di tengah masyarakat penyair dengan Al-Qur’an sebagai mukjizat, dan para Walisongo yang menggunakan wayang dan gamelan untuk menyentuh hati masyarakat Jawa—semuanya adalah inovator pada masanya.

Kini, inovasi dalam dakwah bisa berarti mengubah mimbar fisik menjadi podcast yang dinamis dan mudah diakses, atau menjadikan ceramah konvensional dalam bentuk video TikTok yang dapat memantik perenungan. 

Dakwah kini harus beradaptasi dengan teknologi dan kreativitas, tidak hanya agar tetap eksis, tetapi juga agar bisa menyentuh hati audiens yang lebih luas.

Bertarung dengan Ideologi yang Lebih Menarik


Pasar Pengaruh bukan hanya medan bagi dakwah, tetapi juga bagi ideologi-ideologi yang lebih menggiurkan seperti materialisme, hedonisme, dan nihilisme. 

Mereka menggunakan teknologi canggih, riset pasar mendalam, dan strategi pemasaran yang luar biasa untuk memenangkan hati audiens. 

Dalam pertarungan ini, dakwah harus tampil dengan kualitas yang tidak kalah. Konten dakwah yang dibuat sembarangan dengan desain seadanya, suara yang tidak jelas, atau penyampaian yang monoton, tidak akan mampu bersaing dengan produksi konten yang terkelola dengan baik.

Jika kompetitor kita menggunakan sinematografi yang memukau, dakwah harus menghadirkan konten dengan visual yang memukau. 

Jika mereka memanfaatkan storytelling yang menggugah emosi, dakwah kita juga harus bisa menyentuh hati melalui cerita-cerita terbaik dari Al-Qur'an dan sirah nabi.

Profesionalisme dalam penyampaian pesan adalah kunci untuk memenangkan pasar ini, tanpa mengorbankan substansi yang kita bawa.

Beralih dari Aktivitas ke Dampak Nyata


Dalam dunia dakwah, terlalu sering kita terjebak dalam rutinitas: banyaknya acara yang digelar, jumlah jamaah yang hadir, dan seberapa sering kita berbicara tentang kebenaran.

Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa pasar hanya peduli pada hasil, bukan pada seberapa banyak kita terlibat dalam kegiatan. 

Ukuran keberhasilan dakwah bukanlah seberapa banyak acara yang diadakan, tetapi seberapa banyak perubahan yang terjadi setelah acara tersebut.

Bagaimana pengaruh dakwah terhadap akhlak masyarakat, terhadap kesejahteraan mental dan sosial mereka?

Sudah saatnya kita berpindah dari sekadar menjalankan aktivitas menjadi benar-benar fokus pada dampak yang dapat dihasilkan. 

Keberhasilan dakwah harus diukur dari perubahan positif yang terjadi pada individu dan masyarakat, seperti peningkatan akhlak, pengurangan depresi pada pemuda, atau peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah mengikuti kegiatan dakwah. 

Ini menuntut kita untuk lebih strategis dalam merencanakan dan mengevaluasi program-program dakwah.

Adaptasi atau Relik Sejarah: Pilihan yang Harus Dipilih


Pertarungan di Pasar Pengaruh terus bergerak dengan cepat, dan dakwah tidak akan bisa bertahan jika kita bertahan pada cara-cara tradisional yang sudah tidak relevan. 

Jika kita tetap bertahan dalam kebekuan atau kesenangan akan metode lama, dakwah kita hanya akan menjadi relik sejarah yang hanya bisa dipandang dan dihargai, bukan dijalankan.

Masa depan dakwah ada di tangan kita, dan tantangan terbesar bagi kita adalah bagaimana beradaptasi dengan kecerdasan dan keberanian untuk memenangkan pasar pengaruh ini. 

Dakwah adalah jalan para inovator dan pejuang. Untuk itu, mari kita ambil langkah berani, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan memenangkan pertarungan pengaruh untuk menyebarkan rahmat bagi seluruh alam.(*/AMU) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update