Pasbana - Bayangkan bisa menaklukkan puncak tertinggi Sumatra, Gunung Kerinci (3.805 mdpl), dengan jalur yang lebih cepat, pemandangan yang lebih segar, dan pengalaman yang benar-benar berbeda.
Kini, mimpi itu semakin nyata berkat gebrakan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan yang menjadikan ekowisata sebagai mesin penggerak ekonomi daerah.
Bupati Solok Selatan, H. Khairunas, menyebut pengembangan jalur pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan ini adalah peluang emas.
“Potensi besar ini akan merugi kalau tidak dimanfaatkan. Harapannya bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, membuka lapangan kerja, dan tentu menjadi kebanggaan daerah,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan misi Pemkab Solok Selatan untuk menggenjot ekonomi kerakyatan melalui optimalisasi sumber daya alam dan pariwisata.
Tak hanya Gunung Kerinci, destinasi lain seperti Saribu Rumah Gadang, Hot Waterboom, hingga Goa Batu Kapal juga tengah dipoles agar semakin memesona wisatawan.
Jalur Pendakian Lebih Ramah Pendaki
Dibuka lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 2025, jalur pendakian ini kini lebih nyaman. Pemerintah, TNI, dan Balai Besar TNKS telah meningkatkan jalan wisata sepanjang 2,3 km dengan pengerasan, menambah akses baru sepanjang 1,5 km, hingga menyiapkan trek tracking sepanjang 9 km.
Hasilnya? Waktu tempuh pendakian yang dulunya empat hari tiga malam, kini bisa dipangkas jadi tiga hari dua malam. Bahkan pendaki berpengalaman bisa mencatatkan rekor dua hari satu malam.
Ini jelas jadi kabar gembira bagi para pecinta alam yang ingin menaklukkan Atap Sumatra tanpa harus cuti panjang dari kantor.
Pesona Alam: Air Terjun, Danau, hingga Burung Endemik
Kepala Balai Besar TNKS, Hadinata, menjelaskan bahwa jalur ini menawarkan suasana hutan alami dengan kontur yang lebih landai.
Di KM 2,9 pendaki akan disambut Air Terjun Blangir yang menyejukkan, sementara di 30 menit awal dari Visitor Center ada Danau Bukit Bontak yang cantik untuk rehat sejenak.
Jalur ini juga melewati hutan lumut, beberapa anak sungai, hingga Sungai Blangir yang jernih. Sepanjang perjalanan, pendaki bisa menemukan flora dan fauna khas seperti anggrek hutan, siamang, hingga rusa.
Bagi pecinta birdwatching, jalur ini surga tersendiri. Burung-burung endemik seperti Paok schneider, Niltava sumatrana, hingga Cucak Kerinci siap jadi “model foto” para pengamat burung.
Keamanan & Kelestarian Jadi Prioritas
Meski jalurnya lebih nyaman, Gunung Kerinci tetap menantang. Jalur via Camping Ground Bukit Bontak masuk kategori Grade IV – artinya butuh pendampingan pemandu berlisensi.
Hadinata menegaskan bahwa pembukaan jalur ini tidak merusak ekosistem.
“Jalur sudah dialokasikan di Zona Pemanfaatan TNKS. Kami pastikan setiap pekerjaan sesuai aturan dan selalu diawasi agar kelestarian tetap terjaga,” katanya.
Ekowisata = Ekonomi Berputar
Data BPS 2024 menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke Solok Selatan meningkat 12% dibanding tahun sebelumnya, dengan 30% di antaranya wisatawan mancanegara yang penasaran dengan Kerinci.
Dengan jalur baru ini, angka itu diyakini bisa melonjak tajam.
Selain membuka lapangan kerja untuk pemandu, porter, dan penyedia homestay, multiplier effect juga akan dirasakan oleh UMKM lokal, mulai dari penjual kopi, kuliner khas, hingga pengrajin suvenir.
Selain membuka lapangan kerja untuk pemandu, porter, dan penyedia homestay, multiplier effect juga akan dirasakan oleh UMKM lokal, mulai dari penjual kopi, kuliner khas, hingga pengrajin suvenir.
Menanti Momentum
Langkah Solok Selatan menggarap ekowisata Gunung Kerinci ini bisa jadi model untuk daerah lain di Sumatra Barat.
Dengan akses lebih mudah, fasilitas yang memadai, dan promosi yang tepat, bukan tidak mungkin jalur pendakian via Solok Selatan akan menjadi favorit nasional—bahkan internasional.
Bagi para pendaki, ini bukan sekadar perjalanan menuju puncak. Ini adalah kesempatan menikmati kekayaan hayati, mendukung ekonomi lokal, dan ikut melestarikan salah satu mahakarya alam Nusantara.
Jadi, siapkah kamu menaklukkan Kerinci dari jalur baru ini? Makin tahu Indonesia. (*)
