Payakumbuh, pasbana— Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Payakumbuh yang sekaligus ketua Panitia Pembangunan Kios Relokasi, Muslim, mengatakan kepada sejumlah wartawan, Minggu (7/9) di Payakumbuh, saat ini Pemko Payakumbuh hanya memiliki anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT) lebih kurang sebesar Rp788 juta.
Jumlah tersebut sangat jauh dari mencukupi untuk kebutuhan membangun kios relokasi bagi lebih dari 500 pedagang yang terdampak kebakaran.
“Kebutuhan kios relokasi diperkirakan mencapai 485 unit. Dengan anggaran yang ada saat ini, mustahil seluruh kebutuhan dapat dipenuhi. Apabila hanya mengandalkan APBD, kemungkinan baru bisa diakomodir pada tahun anggaran 2026,” kata Muslim.
Menurutnya, dengan segala keterbatasan saat ini, Pemko Payakumbuh berinisiatif mencari alternatif sumber pembiayaan lainnya.
Pemko Payakumbuh telah menyiapkan proposal yang akan diajukan kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota tetangga, BUMN, BUMD, pihak swasta, masyarakat, serta berbagai pihak lainnya.
“Sebagai alternatif tercepat saat ini adalah dengan memanfaatkan dana bantuan yang dititipkan melalui BAZNAS kota Payakumbuh, agar pembangunan kios relokasi segera dimulai dan pedagang bisa kembali beraktivitas,” ujarnya.
Muslim menegaskan, seluruh dana bantuan yang masuk melalui BAZNAS akan dikelola secara transparan dan akuntabel, dengan prioritas untuk kepentingan pedagang terdampak.
Sementara itu, Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta, menyampaikan bahwa pemerintah kota berkomitmen penuh mempercepat pemulihan Pasar Payakumbuh.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam mempercepat pemulihan pasar.
Menurutnya, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci agar ratusan pedagang tidak terlalu lama kehilangan mata pencaharian.
“Kami berharap dukungan dari seluruh elemen. Dengan kerja sama semua pihak, kami optimis Pasar Payakumbuh segera pulih, dan pedagang kembali bangkit. Pemulihan pasar kini menjadi prioritas utama kita, tidak hanya untuk membangun kembali fisik pertokoan, tetapi juga memulihkan perekonomian masyarakat yang terhantam bencana tersebut," pungkasnya. (BD)