Notification

×

Iklan

Iklan

Konten Kasar Marak di Medsos, Tsabit Aqdamana: Kata Kasar Bukan Hiburan, Tapi Racun bagi Generasi Muda

11 September 2025 | 12:12 WIB Last Updated 2025-09-11T05:12:12Z


Padang, pasbana– Fenomena maraknya content creator yang menggunakan kata-kata kasar atau “caruik maruik” di media sosial menjadi perhatian serius dari kalangan mahasiswa. 

Tsabit Aqdamana, seorang organisatoris sekaligus mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, menilai bahwa tren ini bukan hanya memberikan edukasi yang tidak baik, tetapi juga berpotensi merusak budaya masyarakat, khususnya di Minangkabau.

Menurutnya, Minangkabau memiliki falsafah hidup “adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah” yang menolak keras segala bentuk ucapan dan perilaku yang tidak mencerminkan akhlak mulia.

“Konten yang penuh kata kotor jelas bertentangan dengan nilai budaya dan agama kita. Sebagai masyarakat Minang, kita harus menolak keras adanya content creator caruik maruik,” tegas Tsabit.

Lebih lanjut, ia menyoroti kecenderungan sebagian orang yang justru menormalisasikan perilaku tersebut. Padahal, kata Tsabit, menormalisasi hal yang sama sekali tidak baik sama artinya dengan membiarkan kemungkaran. 

“Banyak orang yang tidak sadar bahwa sikap membiarkan dan menganggap wajar konten penuh kata kasar itu sejatinya adalah bentuk kemungkaran yang nyata,” tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa generasi muda yang akrab dengan media sosial sangat rentan menormalisasi kebiasaan buruk jika dibiarkan tanpa kritik. 

Oleh karena itu, Tsabit mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih bijak dalam mengonsumsi konten serta mendukung gerakan #StopKontenCaruik demi menjaga marwah budaya dan nilai luhur bangsa.

“Kata kasar bukan hiburan, tapi racun bagi generasi muda,” pungkas Tsabit Aqdamana Filhaq. (TAF) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update