Pasbana - Pasar saham Indonesia dalam dua hingga tiga bulan ke depan diprediksi masih penuh ketidakpastian.
Sentimen global yang rapuh, isu suku bunga, hingga gejolak ekonomi regional membuat investor harus lebih berhati-hati.
Pertanyaan utamanya: bagaimana cara bertahan sekaligus tetap meraih keuntungan di tengah situasi ini?
Jawabannya sederhana: pilih saham yang sehat dan aman.
Apa itu Saham “Sehat dan Aman”?
Ada empat kriteria dasar yang bisa dijadikan pegangan:
Price to Book Value (PBV) < 1,4
Artinya harga saham masih relatif murah dibanding nilai bukunya.
Price to Earning Ratio (PER) < 10
Menunjukkan valuasi tidak mahal dibandingkan laba bersih perusahaan.
Debt to Equity Ratio (DER) < 0,4
Utang rendah, sehingga risiko keuangan minim.
EV/EBITDA < 7
Mengindikasikan perusahaan efisien dan punya peluang bertumbuh.
Tambahan penting: ada dividen interim.
Jadi, meski harga saham sempat bergejolak, investor tetap mendapat imbal hasil dari dividen.
Kenapa Saham Begini Tidak Disukai Bandar?
Saham sehat umumnya tidak bisa dimainkan dengan pola “gorengan”. Mengapa?
Sulit menjebak ritel. Investor ritel justru makin betah menahan saham sehat karena dapat dividen sekaligus potensi capital gain.
Modal besar diperlukan. Bandar harus keluar banyak biaya untuk menggerakkan harga saham ini.
Kalau harga ditekan, investor malah menambah posisi karena tergiur dividen yield.
Analoginya seperti menabung di bank dengan bunga tinggi. Orang justru rela menyimpan lebih lama, bukan buru-buru keluar.
Bahaya Saham Gorengan
Saham gorengan—dengan valuasi mahal tapi tanpa fundamental kuat—seringkali hanya permainan sesaat.
Investor pemula biasanya tergoda oleh promosi di media sosial atau forum saham. Sekali dapat untung, adrenalin membuat mereka ingin mengulang.
Namun risiko semakin besar hingga akhirnya “nyangkut” dan modal terus terkikis.
Tips Praktis untuk Investor
Fokus pada fundamental. Jangan tergiur janji cepat kaya.
Perhatikan rasio keuangan utama (PBV, PER, DER, EV/EBITDA).
Prioritaskan saham berdividen. Selain menunggu harga pulih, ada pemasukan rutin.
Hindari saham yang terlalu sering dipromosikan di forum.
Bisa jadi itu tanda ada pihak yang ingin melepas barang.
Investasi saham seharusnya membangun kekayaan jangka panjang, bukan sekadar ikut euforia sesaat. Dengan memilih saham sehat, investor bisa tetap tenang menghadapi guncangan pasar.
Seperti kata Warren Buffett, “Risiko datang dari tidak tahu apa yang sedang Anda lakukan.”
Jadi, bekali diri dengan literasi finansial, pilih saham yang aman, dan jangan mau terbujuk saham gorengan.(*)