Notification

×

Iklan

Iklan

Lubang Sawahluwung: Dari Lubang Tambang Menuju Cahaya Wisata Dunia

29 Oktober 2025 | 21:07 WIB Last Updated 2025-10-29T14:07:08Z


Sawahlunto, pasbana - Deru mesin bor dan dentuman batu bara kini berganti dengan tawa pelajar dan langkah wisatawan. Di Lubang Pendidikan Tambang Sawahluwung, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, petugas sibuk memeriksa instalasi listrik dan kondisi terowongan. 

Bukan untuk menambang, melainkan untuk memastikan keamanan area wisata dan edukasi tambang bawah tanah satu-satunya di Indonesia.

Sawahlunto, kota mungil sekitar 95 kilometer dari Padang, menyimpan kisah panjang tentang masa lalu yang kelam sekaligus megah. 

Di sinilah, pada 1867, ahli geologi Belanda Willem Hendrik de Greve menemukan batu bara di aliran Sungai Batang Ombilin.

Penemuan itu mengubah wajah lembah ini menjadi pusat tambang batu bara terbesar Hindia Belanda. Jalur kereta api yang dibangun pada 1889 menjadi urat nadi pengangkut hasil tambang menuju Pelabuhan Teluk Bayur.

Kini, setelah lebih dari seabad, sisa-sisa tambang tua itu tak lagi berasap. PT Bukit Asam Tbk Unit Pertambangan Ombilin (UPO) mengubahnya menjadi ruang belajar terbuka. 

Lubang Sawahluwung disulap menjadi laboratorium sejarah hidup, tempat pengunjung bisa menelusuri jejak para penambang dan memahami proses penambangan bawah tanah secara langsung.

Transformasi ini bukan tanpa hasil. Pada 2019, Situs Tambang Batu Bara Ombilin resmi masuk daftar Warisan Dunia UNESCO—menjadi yang kelima dari Indonesia setelah Borobudur, Prambanan, Sangiran, dan Subak Bali. 

Pengakuan global itu menegaskan bahwa Sawahlunto bukan sekadar kota tua, melainkan simbol adaptasi dan pelestarian sejarah industri modern.

Kini, bekas kantor tambang pun beralih rupa menjadi Saka Heritage Hotel Ombilin, hotel berstandar internasional dengan sentuhan kolonial. 

Di sekitar kota, lahan pascatambang berubah menjadi kawasan wisata dan perkebunan rakyat yang membuka lapangan kerja baru.

Sawahlunto tak lagi gelap oleh debu batu bara. Ia kini bersinar—sebagai kota budaya, edukasi, dan pariwisata dunia.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update