Tanah Datar, pasbana — Komunitas seni rupa Tambo Sumatera Barat kembali menggelar kegiatan kreatif bertajuk Arts Camping On The Spot di Nagari Tuo Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 26–27 Oktober 2025.
Kegiatan yang melibatkan sekitar 20 perupa ini bertujuan untuk mendokumentasikan keindahan alam dan budaya nagari tertua di Minangkabau melalui karya lukisan.
Ketua Komunitas Tambo, Irwandi, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda seni rupa yang telah berlangsung sejak awal tahun.
Sebelumnya, para perupa telah mengadakan kegiatan serupa di Danau Ateh dan Danau Bawah, Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
“Kami memilih beberapa lokasi di Tanah Datar untuk menggali inspirasi dari alam dan situs budaya yang ada. Setelah Pariangan, kegiatan akan berlanjut ke Pagaruyung dan Puncak Pato. Semua hasil karya ini nantinya akan kami pamerkan dalam Pameran Seni Rupa Tambo pada Desember 2025 di Gedung Nasional Batusangkar,” ujar Irwandi, Minggu (26/10).
Salah satu maestro seni rupa Sumatera Barat sekaligus dosen ISI Padang Panjang, Hamzah, S.Sn., M.Sn., menjelaskan bahwa konsep On The Spot dipilih agar para seniman dapat merasakan langsung suasana alam yang menjadi objek lukisan.
“Melukis di lokasi memberikan pengalaman sensorik yang tidak bisa digantikan studio. Kami merasakan angin, kabut, dingin yang menggigit, dan cahaya alami yang terus berubah — semuanya memperkaya rasa dan roh karya,” ungkap Hamzah.
“Dari pengalaman langsung itulah lahir karya-karya realis, naturalis, surealis, hingga abstrak yang memiliki kedalaman emosional,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu perupa muda, Imam, menekankan bahwa kegiatan melukis di alam terbuka juga menjadi sarana edukasi dan interaksi sosial dengan masyarakat setempat.
“Ini bukan sekadar kegiatan seni, tetapi juga ajang berbagi ilmu. Kami mengadakan pelatihan singkat melukis bagi anak-anak dan pemuda lokal agar mereka mencintai seni rupa sejak dini,” jelasnya.
Kegiatan Arts Camping di Nagari Tuo Pariangan ini sekaligus menjadi wujud komitmen Komunitas Tambo dalam mengarsipkan kekayaan visual Minangkabau melalui medium seni rupa.
Nagari Tuo Pariangan sendiri dikenal sebagai salah satu desa tertua di Minangkabau dan termasuk dalam daftar “World’s 50 Most Beautiful Villages” versi Travel Budget tahun 2012, berkat lanskap alam, arsitektur tradisional, serta kehidupan sosial budaya yang masih lestari.
Dengan semangat melestarikan nilai-nilai budaya lokal, Komunitas Tambo berupaya mengabadikan setiap keindahan alam dan kisah masyarakat Minangkabau lewat guratan kuas dan warna — sebuah dokumentasi visual yang tidak hanya indah, tetapi juga bermakna bagi sejarah dan identitas Sumatera Barat.
(Soel)
(Soel)








