Agam, pasbana– Program Studi Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menggelar pelatihan membatik bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Manih Sarumpun di Desa Wisata Puncak Lawang, Kabupaten Agam. 
Kegiatan berlangsung sejak 3 September hingga 25 Oktober 2025.Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan produk souvenir khas daerah. 
Ketua Prodi Kriya Seni, Hendra, M.Sn., menjelaskan bahwa batik memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk menarik seperti syal, sapu tangan, atau taplak meja yang bernilai jual tinggi di kawasan wisata.
 “Puncak Lawang merupakan destinasi populer. Souvenir lokal berbasis batik bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan,” ujarnya.
Ketua Pelaksana, Sumadi, M.Sn., menambahkan bahwa motif batik yang dikembangkan terinspirasi dari karakter alam Puncak Lawang, seperti tanaman tebu dan atraksi paralayang. 
Para peserta dikenalkan seluruh proses membatik, mulai dari pembuatan motif, mencanting, pewarnaan, hingga pelorodan dan pengeringan.
Ketua Pokdarwis Manih Sarumpun, Zilfaroni, menyebut pelatihan ini menjadi langkah penting menuju kemandirian masyarakat dalam menghasilkan produk wisata khas. 
“Selama ini, sebagian besar souvenir masih didatangkan dari Bukittinggi. Kami berharap batik Puncak Lawang bisa menjadi identitas budaya Nagari Lawang,” katanya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Hibah Pengabdian Masyarakat Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek 2025. 
Pada kesempatan tersebut, ISI Padangpanjang juga menyerahkan peralatan membatik lengkap kepada Pokdarwis agar kegiatan dapat berlanjut secara mandiri.(*/soel) 








 
 
 
