Notification

×

Iklan

Iklan

Dua Jurus Sakti Investor Modern: Trailing Stop dan Diversifikasi untuk Cuan yang Aman dan Konsisten

14 November 2025 | 15:07 WIB Last Updated 2025-11-14T08:07:26Z


Pasbana - Dalam dunia investasi saham yang serba cepat, ketakutan terbesar investor sering kali bukan soal gagal cuan—melainkan cuan yang sudah di tangan tiba-tiba lenyap karena harga berbalik arah. Situasi ini bukan cerita baru. 

Banyak investor pemula dan bahkan berpengalaman mengalaminya.
Artikel ini akan membahas dua strategi sederhana namun sangat efektif untuk menjaga profit tetap aman: trailing stop dan diversifikasi

Bahasa ringan, contoh nyata, serta tips praktis akan membuat Anda lebih percaya diri mengelola portofolio.

Mengapa Penting Mengamankan Cuan?


Pasar saham itu seperti ombak. Kadang tenang, kadang ganas. Investor yang bijak bukan hanya mengejar keuntungan, tetapi memastikan keuntungan itu tidak “lari” ketika harga mendadak berubah arah. 

Di sinilah dua strategi penting ini bekerja.

1. Trailing Stop: Rem Otomatis yang Mengikuti Kecepatan Cuan Anda


Trailing stop adalah fitur yang secara otomatis menyesuaikan batas jual saham seiring kenaikan harga. Berbeda dengan stop loss biasa yang dipasang di satu titik tetap, trailing stop bergerak naik ketika harga naik.

Contoh Sederhana
Anda membeli saham di Rp1.000
Pasang trailing stop 10%
Jika harga naik ke Rp1.500, maka batas jual otomatis naik ke Rp1.350 (yaitu 10% di bawah harga terbaru).

Jika kemudian harga turun tiba-tiba ke Rp1.300, sistem akan menjual di Rp1.350—hasilnya: Anda tetap cuan!

Mengapa Ini Penting?


  • Mengunci profit tanpa harus memantau layar setiap menit
  • Memberi ruang untuk harga naik lebih tinggi, tanpa takut semuanya hilang
  • Cocok untuk investor yang emosional saat melihat harga naik turun

Analogi Gampangnya
Anggap saja trailing stop seperti sabuk pengaman mobil. Mobil boleh melaju cepat saat jalanan mulus, tapi ketika ada guncangan, sabuk otomatis menahan Anda agar tetap aman.


2. Diversifikasi: Memastikan Semua Telur Tidak Pecah Sekaligus


Jika trailing stop adalah sabuk pengaman, maka diversifikasi adalah helm dan pelindung tubuh dalam satu paket.
Intinya: jangan berharap pada satu saham atau satu sektor saja.

Cara Praktis Diversifikasi Portofolio
Punya 3–5 saham dari sektor berbeda

Contoh: perbankan, consumer goods, energi, teknologi, dan telekomunikasi.

Gabungkan saham dengan aset yang tidak selalu bergerak searah, seperti:
Obligasi
Reksadana pasar uang
Emas

Ketika pasar saham merah, sering kali obligasi atau emas bergerak stabil atau justru naik — menahan portofolio Anda tetap aman.

Ilustrasi Singkat

Bayangkan punya 4 tanaman di kebun. Ketika satu tanaman layu karena musim, tanaman lain masih bisa tumbuh subur. Kebun Anda tidak “mati total”.

Apa Kata Data dan Pakar?


Menurut laporan Morningstar Global Investor Return (2024), investor dengan portofolio terdiversifikasi memiliki volatilitas yang 30–45% lebih rendah dibanding portofolio tunggal.

Sementara itu, riset Fidelity menunjukkan bahwa penggunaan trailing stop dapat mengamankan hingga 60% profit yang biasanya hilang akibat volatilitas ekstrem.

Ekonom senior Bank Indonesia, Juda Agung, juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko di tengah pasar yang semakin sensitif terhadap sentimen global seperti suku bunga The Fed dan isu geopolitik.

Cuan Tetap Aman, Hati Tetap Tenang


Menggabungkan trailing stop dan diversifikasi adalah strategi sederhana yang bisa langsung Anda terapkan, bahkan jika Anda bukan trader profesional.

Keduanya adalah perlindungan ganda—memastikan profit tidak menguap dan portofolio tetap stabil.

Trailing stop menjaga posisi Anda saat harga naik-turun.

Diversifikasi menjaga portofolio dari guncangan sektor tertentu.

Hasil akhirnya:
➡ Cuan tidak mudah hilang
➡ Emosi lebih stabil
➡ Perjalanan investasi lebih tenang dan terukur
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update