Notification

×

Iklan

Iklan

Musim Saham Murah yang Meroket? Tingkatkan Literasi Finansial Anda

02 November 2025 | 17:48 WIB Last Updated 2025-11-02T10:48:16Z


Pasbana - Setiap tahun, ada “musim ajaib” di pasar saham dunia: musim saham murah yang tiba-tiba jadi bintang. Harga melesat ratusan persen, media sosial ramai, investor ritel ikut berpesta. 

Namun seperti kembang api, gemerlapnya hanya sesaat — meninggalkan asap dan penyesalan.

Mari menengok kisah nyata dari tiga benua: Amerika, China, dan India — yang semuanya punya satu benang merah: korbannya selalu investor kecil.

Dari Amerika: Dongeng di Wall Street


Kasus Hometown International jadi legenda. Perusahaan pemilik restoran sandwich dengan omzet hanya US$35.000 setahun, tiba-tiba bernilai US$100 juta. Tak ada inovasi, hanya rumor dan transaksi silang. Ketika otoritas masuk, terkuak: semua hanyalah manipulasi harga.

Cerita lain datang dari Camber Energy— saham yang melonjak 700% karena isu “energi hijau.” Sayang, laporan keuangan justru merah. Ketika hype padam, harga ambruk.

Dari China: Euforia Tanpa Logika


Tahun 2022, AMTD Digital bikin heboh: sahamnya naik 21.000% hanya dalam hitungan minggu, menyalip valuasi bank raksasa Morgan Stanley! 

Padahal pendapatannya sekelas warung makan cepat saji. Tak lama, harga jatuh 95%. Addentax dan U Power pun bernasib sama: naik tak masuk akal, lalu lenyap tanpa jejak.

Dari India: Bursa dalam Genggaman Ponsel


YouTube dan Telegram menjadi panggung baru. Saham Sadhna Broadcast dan Sharpline Broadcast “dipompa” oleh influencer finansial. Ribuan investor ritel terpikat, lalu terhempas ketika regulator menindak. 

Bahkan, SMS promosi saham 7NR Retail menjerumuskan banyak orang — membuktikan bahwa pesan singkat bisa membawa kerugian panjang.

Pelajarannya?

Pasar modal memang tempat mencari peluang, tapi bukan tempat bermimpi tanpa logika.

Dalam setiap lonjakan tak wajar, ada satu hal yang pasti: semakin kecil fundamentalnya, semakin besar risiko bagi investor kecil.

Belajarlah dari musim saham murah di tiga benua ini — agar harapan cepat kaya tak berubah jadi pelajaran mahal.

Terus tingkatkan literasi finansial, karena dalam investasi, pengetahuan adalah modal pertama yang tak boleh diskon.
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update