Notification

×

Iklan

Iklan

Banjir Bandang Ancam Produksi Beras di Padang: Bagaimana Dampaknya bagi Ketahanan Pangan?

04 Desember 2025 | 10:31 WIB Last Updated 2025-12-04T03:31:33Z



Padang, pasbana - Bencana banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kota Padang tak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga mengancam nadi ekonomi masyarakat: sektor pertanian. 

Dua bendungan irigasi—Koto Tuo dan Gunung Nago—mengalami kerusakan berat, membuat ribuan hektare sawah terancam kekeringan. Jika kondisi ini berlangsung lama, suplai beras lokal bisa terganggu dan memicu kenaikan harga pangan di tingkat pasar.

Dalam situasi genting ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) turun tangan. Sebanyak 95 ton beras didistribusikan ke Posko Bencana Pemko Padang pada Rabu (3/12/2025) untuk membantu warga terdampak. Menurut Andang Rahmatullah dari Direktorat Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, bantuan tersebut diberikan berdasarkan jumlah warga terdampak, dengan jatah 250 gram per orang per hari selama masa tanggap darurat.

Langkah ini penting bukan hanya sebagai bantuan kemanusiaan, tetapi juga sebagai strategi menjaga stabilitas pasokan pangan jangka pendek. 

Dalam logika ekonomi sederhana, ketika produksi turun dan permintaan tetap, harga akan terdorong naik. Bantuan pangan seperti ini membantu menahan gejolak tersebut—setidaknya sementara.

Wali Kota Padang Fadly Amran memastikan seluruh bantuan akan disalurkan tepat sasaran. Pemulihan irigasi, menurut berbagai riset pertanian nasional, menjadi kunci utama untuk memulihkan produksi beras dalam beberapa bulan ke depan.

Untuk memahami lebih jauh dampak kebijakan pangan dan dinamika harga beras nasional, pembaca dapat mengeksplor artikel terkait di kanal ekonomi kami—karena literasi finansial adalah pondasi menghadapi situasi krisis.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update