Notification

×

Iklan

Iklan

Komunitas Seni Kuflet Matangkan Penerbitan Buku “Air Mata Sumatra” sebagai Solidaritas untuk Korban Bencana

06 Desember 2025 | 22:04 WIB Last Updated 2025-12-06T15:04:46Z


Padang Panjang, pasbana Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang tengah memfinalisasi persiapan penerbitan buku antologi puisi bencana jilid kedua bertajuk “Air Mata Sumatra”

Inisiatif ini menjadi salah satu upaya komunitas seni tersebut dalam merekam duka, harapan, dan solidaritas masyarakat atas serangkaian bencana yang melanda Sumatra dalam beberapa tahun terakhir. 

Kegiatan pematangan konsep tersebut digelar pada Jumat (6/12) dan dihadiri oleh pendiri sekaligus penasihat Kuflet, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn.




Ketua Harian Komunitas Seni Kuflet, Noval, menjelaskan bahwa pertemuan itu menjadi bagian dari rangkaian proses kreatif sekaligus penguatan visi kolektif komunitas. “Penerbitan buku ini bukan hanya agenda seni, tetapi juga bentuk kepedulian sosial. Kami ingin karya ini menyampaikan pesan kemanusiaan yang kuat kepada publik,” ujarnya.

Direktur Program Kuflet, Ichsan Saputra, M.Sn., mengungkapkan bahwa penerbitan buku ini akan diperkuat dengan pembuatan video dokumenter terkait fenomena bencana alam di Sumatra. Dokumenter tersebut diharapkan mampu memberikan konteks visual yang lebih kuat bagi pembaca dan masyarakat luas.

“Kami juga menyiapkan video open donasi yang akan diunggah melalui kanal media sosial Kuflet seperti Instagram, Facebook, dan YouTube. Harapannya, informasi ini dapat menjangkau lebih banyak orang sehingga partisipasi publik dalam gerakan kemanusiaan ini semakin besar,” jelas Ichsan yang juga seorang Magister Fotografi.

Menurutnya, nama-nama donatur yang berkontribusi akan diunggah ulang di media sosial sebagai bentuk apresiasi dan transparansi. Kampanye ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat berpartisipasi sekaligus memastikan dukungan tepat sasaran.

Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., pendiri sekaligus penasihat Kuflet, menegaskan bahwa pertemuan tersebut menjadi momen penting dalam memastikan keberlanjutan proyek antologi puisi tersebut. 

Menurutnya, “Air Mata Sumatra” jilid kedua akan menjadi dokumentasi emosional sekaligus historis atas tragedi yang menimpa berbagai wilayah di Sumatra.




“Diskusi hari ini akan menentukan arah final buku antologi ini. Selain itu, Kuflet juga membuka ruang donasi untuk saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang terdampak bencana. Kami mengajak masyarakat di nusantara dan dunia untuk menyisihkan rezeki sebagai wujud kepedulian,” ungkap sastrawan yang juga sutradara teater tersebut.

Sementara itu, desainer sampul buku “Air Mata Sumatra”, Rezi Ilfi Rahmi, M.Sn., menjelaskan bahwa pertemuan tersebut juga membahas konsep visual sampul yang akan digunakan. 

Ia menekankan bahwa desain tidak hanya mengutamakan estetika, tetapi juga memuat pesan kuat terkait bencana yang melanda Sumatra.

“Kami menggabungkan elemen-elemen visual yang menggambarkan fenomena bencana di Sumatra. Tujuannya agar pembaca langsung memahami konteksnya sebelum membuka halaman pertama. Sampul ini menjadi pengantar emosional menuju isi buku,” ujar perupa yang aktif berkarya bersama Kuflet.




Buku antologi “Air Mata Sumatra” jilid II rencananya akan dirilis pada awal tahun mendatang, setelah seluruh proses kurasi, penyuntingan, dan produksi rampung.

Penerbitan ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang ekspresi bagi para penyair, tetapi juga menjadi pengingat kolektif bahwa solidaritas sesama anak bangsa sangat dibutuhkan, terutama bagi masyarakat di daerah rawan bencana.

Dengan dukungan publik dan berbagai kolaborasi, Komunitas Seni Kuflet berharap karya ini mampu menjadi bagian dari gerakan literasi sekaligus aksi kemanusiaan yang memberikan dampak nyata bagi korban bencana di Sumatra.(*/fajri) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update