Oleh: Dirzan Zoryadi, S.Kom, M.Pd
Sekretaris Umum DPD BKPRMI Padang Panjang dan Kominfo PDPM Pabasko
Pasbana - Keinginan jiwa muda tinggi yang tak terkontrol dan menunjukkan jiwa muda yang kita anggap wajar. Namun kewajaran yang keliru tak bisa dinormalisasi karena akan memunculkan efek panjang yang tidak baik dikalangan para pemuda harus dievaluasi dengan segera.
Perilaku konsumtif dalam subkultur pemuda pada game Grand Theft Auto Roleplay, khususnya pada server Executive Roleplay, memperlihatkan kecenderungan pengeluaran waktu dan sumber daya ekonomi yang berlebihan sebagai bagian dari upaya membangun identitas, status sosial, serta eksistensi diri dalam ruang virtual (Hidayat, Silvia, & Wempi, 2024).
Mereka siap siaga uang dan waktu untuk memenuhi kesenagan mereka terhadap game online multi player hingga Grand Theft Auto Roleplay, tak kenal waktu dan lupa dalam beribadah dan bahkan mempengaruhi tanggung jawab mereka sebagai seorang pelajar. Fenomena ini sering kita lihat dilingkungan keluarga kita.
Bahkan mereka membuat kesal orangtua karena respon mereka menurun karena fokus dengan game serta candu yang tak terelakkan.
Memang game jadi gaya anak muda saat ini namun jika tidak dikontrol sangat membahayakan. Mereka menganggap game adalah jati diri utama bagi mereka. Bahkan mereka menganggap mereka hebat diantara teman-temanya jika memperoleh score tertinggi dalam permainan mereka. Berhari-hari mereka lakukan bersama dengan teman-temannya bahkan mereka lupa bahwa tugas mereka bukanlah untuk menang game dunia maya. Mereka banyak tertinggal dalam akademik, hilang kesempatan bertumbuh, dan bahkan hilang relasi di dunia nyata.
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya; serta orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 8–9). Para pemuda banyak yang lalai dengan amanat sebagai pelajar atau bahkan kewajiban mereka sebagai pemangku kewajiban besar sebagai seorang yang sangat diharapkan dalam mengemban amanh sebagai label kritis dan produktif yang tersemat padanya.
Apa yang harus dilakukan anak muda hari ini?
Pertama, anak muda harus menyedari segera keleliruan yang mereka alami. Anak muda harus segera bertranformasi kepada hal yang produktif nyata bagi kehidupan mereka dimasa yanng akan datang.
Kedua, kontrol waktu, bukan pemutusan total kebiasaan. Anak muda berangsur-angsur melakukan gerak perbaikan diri. Game bukan musuh, tetapi penggunaan berlebihan yang bermasalah. Anak muda harus dibiasakan dengan mengontrol waktunya dengan baik dan bisa membedakan mana yang produktif dan juga mana prioritas yang mesti dilakukan.
Ketiga, literasi digital dan kesadaran diri. Jangan tertipu dan terpedaya dengan teknologi, namun jangan pula sampai buta dengan teknologi. Karena pemuda hari ini tak bisa terpisahkan dengan teknologi yang berkembang pesat. Mari beradaptasi dengan cerdas dengan perkembangan zaman.
Keempat, alihkan energi jiwa muda ke aktivitas produktif. Mari bertanya dan banyak membaca apa yang mestinya bisa kita lakukan dihari ini untuk membatu kita menjadi produkif, efektif dan efisien dalam banyak hal.
Kelima, penguatan spiritualitas dan makna hidup. Agama tak bisa kita lepaskan dalam aktivitas hidup kita. Agama bukan hanya sekedar ritual namun panduan sejati yang harus kita buka dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra‘d [13]: 11).
Pemuda memang punya sejuta aktivitas, namun tanya pada diri sendiri apakah aktivitas itu produktif atau bermanfaat untuk masa depan?. Pemuda harus menyadari semua kekeliruan sedini mungkin dan cepat bergerak.(*)




