Pasbana - Aroma rempah itu menguar dari halaman Istana Gubernuran Sumatera Barat. Bukan untuk pesta, bukan pula hajatan keluarga. Di sanalah ratusan tangan bekerja, mengaduk rendang dengan satu tujuan: membantu sesama yang terdampak bencana.
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Sumatera Barat menginisiasi program bertajuk “Marandang untuk Sumatera”, sebuah gerakan sosial yang memproduksi rendang sebagai pangan siap saji bagi korban bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Sumatera.
Program ini mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Ia menilai gerakan tersebut sebagai cerminan kuatnya nilai gotong royong masyarakat Minangkabau.
“Ini bukti kepedulian dan kebersamaan kita. Bukan hanya untuk Sumatera Barat, tetapi juga saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera Utara yang terdampak bencana,” ujar Mahyeldi di Padang, Senin (15/12/2025).
Produksi rendang dipusatkan di Istana Gubernuran, melibatkan TP PKK Sumbar, organisasi perempuan, relawan, hingga masyarakat umum. Ketua TP PKK Sumbar, Harneli Mahyeldi, menyebut target produksi mencapai satu ton rendang.
“Hingga kini, sekitar 200 kilogram rendang sudah selesai diproduksi dan disalurkan ke sejumlah daerah terdampak di Sumatera Barat,” jelas Harneli.
Distribusi selanjutnya akan dilakukan secara bertahap ke Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, dengan pengiriman perdana direncanakan mulai 20 Desember 2025.
Rendang dipilih bukan tanpa alasan. Makanan khas Minangkabau yang telah diakui UNESCO sebagai salah satu kuliner terbaik dunia ini dikenal memiliki daya simpan lama, nilai gizi tinggi, serta praktis dikonsumsi—faktor penting dalam situasi darurat bencana.
Menurut pakar pangan, rendang yang dimasak dengan teknik tradisional dapat bertahan berminggu-minggu tanpa bahan pengawet.
Tak berhenti di dapur, TP PKK Sumbar juga membuka ruang partisipasi publik.
Masyarakat dapat berkontribusi melalui donasi dana, bahan baku, maupun tenaga langsung dalam proses memasak.
Di tengah bencana yang datang silih berganti, rendang bukan sekadar makanan. Ia menjelma pesan empati—bahwa dari Sumatera Barat, harapan terus dimasak untuk Sumatera.(*)
Di tengah bencana yang datang silih berganti, rendang bukan sekadar makanan. Ia menjelma pesan empati—bahwa dari Sumatera Barat, harapan terus dimasak untuk Sumatera.(*)




