Notification

×

Iklan

Iklan

Mulai 15 Desember 2025, BEI Terapkan Aturan Baru Pre-Opening & Pre-Closing: Apa Dampaknya Bagi Investor?

10 Desember 2025 | 08:30 WIB Last Updated 2025-12-10T01:30:22Z


Pasbana - Pasar saham tidak hanya bergerak pada jam reguler perdagangan. Dua sesi penting yang sering diabaikan investor pemula—Pra-Pembukaan (Pre-Opening) dan Pra-Penutupan (Pre-Closing)—sering kali menentukan sentimen pasar, harga pembukaan, dan arah pergerakan harga menjelang penutupan. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan aturan baru mengenai Non-Cancellation Period, yaitu periode ketika pesanan (order) yang telah masuk tidak bisa diubah atau dibatalkan.

Mulai Senin, 15 Desember 2025, aturan ini resmi berlaku berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00003/BEI/04-2025, terkait Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas.

Aturan ini mempengaruhi strategi investor, terutama trader harian (day trader), algoritmic trader, serta investor yang memanfaatkan volatilitas harga pembukaan dan penutupan.

Apa Itu Non-Cancellation Period?


Non-Cancellation Period adalah waktu dalam pra-pembukaan dan pra-penutupan di mana order yang sudah masuk tidak dapat diubah atau dibatalkan, tetapi investor masih boleh memasukkan order baru.

Analogi sederhana:
Bayangkan Anda mengikuti lelang lukisan. Ketika palu hampir diketuk, Anda tidak bisa menarik penawaran Anda. Anda hanya bisa menambah penawaran baru. 

Aturan ini dibuat agar proses lelang tetap adil, transparan, dan tidak mudah dimanipulasi oleh pihak yang ingin mengubah harga pada detik terakhir.

Rincian Jam Non-Cancellation Period


🟒 Sesi Pra-Pembukaan (Pre-Opening)
08.56.00 – 08.59.59 (sampai titik matching)
Tidak boleh mengubah penawaran jual atau permintaan beli.
08.56.00 – 08.57.59
Tidak boleh mengubah atau membatalkan order transaksi.

πŸ‘‰ Artinya: Inilah periode krusial yang menentukan harga pembukaan (opening price) suatu saham.

πŸ”΅ Sesi Pra-Penutupan (Pre-Closing)
15.56.00 – 16.01.59 (sampai titik matching)
Tidak boleh mengubah penawaran jual atau permintaan beli.

15.56.00 – 15.59.59
Tidak boleh mengubah atau membatalkan order transaksi.

πŸ‘‰ Artinya: Periode ini menentukan harga penutupan (closing price) yang akan menjadi acuan indeks serta banyak produk investasi.

Kenapa BEI Mengubah Aturan Ini?


Ada beberapa tujuan strategis BEI:

1. Meningkatkan Transparansi
Perubahan order pada detik terakhir sering dianggap sebagai bentuk market manipulation karena bisa memengaruhi harga pembukaan/penutupan.

2. Menjaga Fairness untuk Semua Investor
Trader kecil sering kalah cepat dengan algoritma berkecepatan tinggi (HFT). Aturan ini memberi ruang persaingan lebih adil.

3. Menyelaraskan dengan Praktik Bursa Global
Bursa besar seperti NYSE dan NASDAQ sejak lama menerapkan sistem serupa untuk menjaga price discovery yang lebih objektif.

Menurut laporan World Federation of Exchanges (2024), lebih dari 80% bursa global mengadopsi mekanisme pra-perdagangan tanpa pembatalan order untuk mengurangi volatilitas ekstrem.

Apa Dampaknya bagi Investor Ritel?


✔ Dampak Positif

Harga lebih stabil saat pembukaan dan penutupan
Investor bisa mendapatkan harga yang lebih wajar tanpa manipulasi menit terakhir.

Kesempatan lebih adil bagi investor ritel
Tidak lagi didominasi oleh transaksi ultra-cepat.

Mudah dipahami bagi pemula
Strategi perdagangan menjadi lebih sederhana.

Risiko atau Tantangan


Order salah tidak bisa diubah
Jika Anda salah memasukkan harga—misalnya salah ketik—ini bisa berakibat merugikan.

Tidak cocok untuk strategi scalping
Trader yang memanfaatkan volatilitas detik terakhir perlu adaptasi strategi.

Butuh disiplin dan planning
Anda harus lebih teliti dalam menentukan harga masuk dan keluar.

Tips Praktis untuk Menghadapi Aturan Baru


1. Periksa Order Sebelum Submit
Double-check harga, jumlah lot, dan tipe order.

2. Gunakan Fitur Validasi Broker
Gunakan limit order, bukan market order, untuk menghindari eksekusi harga ekstrem.

3. Pantau Order Book Lebih Awal
Cek antrian pada 08.55 dan 15.55 untuk melihat tren harga wajar.

4. Jangan Ikut Panic Buying/Selling
Momentum pada pra-perdagangan sering emosional—tetap pakai data.

5. Pelajari Pola Harga
Gunakan data historis saham untuk memahami kecenderungan pembukaan/penutupan.

Contoh Kasus Sederhana


Misalnya, Anda ingin membeli saham ABC pada harga Rp1.000 di pra-pembukaan. Pada pukul 08.57 order Anda masuk. Saat harga bergerak cepat ke Rp1.050, Anda ingin membatalkan order—namun tidak bisa karena masa Non-Cancellation Period.

Solusinya: Anda harus merencanakan harga maksimal sebelum masuk ke periode tersebut.

Apa Kata Pelaku Pasar?


“Perubahan ini memberikan kepastian dan mengurangi praktik spoofing dan layering pada pra-perdagangan,” ujar seorang analis pasar di salah satu sekuritas nasional kepada media, merujuk pada tren manipulasi order book yang semakin diperhatikan BEI.

Sementara itu, dalam Laporan Tahunan BEI 2024, bursa menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas price discovery dan memperkuat perlindungan investor.

Aturan baru BEI terkait Non-Cancellation Period mulai 15 Desember 2025 adalah langkah maju untuk menciptakan pasar saham yang lebih transparan, adil, dan efisien. Investor perlu beradaptasi dengan mempersiapkan order lebih matang, memahami mekanisme pra-perdagangan, dan disiplin dalam strategi.

Perubahan kecil dalam aturan sering kali menghasilkan dampak besar pada perilaku pasar. Dengan memahami mekanisme ini, Anda dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik, terukur, dan minim risiko.
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update