Notification

×

Iklan

Iklan

144 KECAMATAN DI SUMBAR BERPOTENSI ALAMI GERAKAN TANAH

07 Maret 2017 | 17.02 WIB Last Updated 2017-03-07T10:17:58Z

JAKARTA – Longsor di beberapa titik di Kabupaten Lima Puluh Kuto, Sumatera Barat (Sumbar) telah masuk dalam prediksi wilayah berpotensi gerakan tanah. Insiden banjir dan longsor di wilayah tersebut mengakibatkan 6 korban meninggal dunia dan 2 luka berat.

Sebanyak 144 kecamatan di wilayah 16 kabupaten/kota, Provinsi Sumatera Barat berpotensi gerakan tanah dengan kategori menengah hingga tinggi pada Maret 2017. Data tersebut dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai peringatan dini kepada pemerintah daerah setempat. Kategori menengah mengacu pada kondisi di suatu daerah yang memiliki potensi menengah terjadi gerakan tanah yang disebabkan oleh curah hujan di atas normal, terutama pada daerah berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan. Sementara itu pada kategori tinggi mengacu pada kondisi dengan curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Ke-16 kabupaten/kota yang tergolong dalam kategori menengah dan  menengah hingga tinggi sebagai berikut Solok, Solok Selatan, Kota Solok, Agam, Kota Bukittinggi, Padang Pariaman, Kota Padang, Kota Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya, Lima Puluh Kuto, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai. Dari 144, sekitar 69 kecamatan di 16 kabupaten/kota tersebut yang tergolong menengah hingga tinggi.

Beberapa lokasi di Kabupaten Lima Puluh Kota, seperti di Kecamatan Kapursembilan dan Bukitbarisan tergolong pada kategori menengah hingga tinggi. Dilihat dari prakiraan cuaca pada 4 dan 5 Maret 2017 wilayah seputar Provinsi Sumatera Barat hujan lebat. Di sisi lain, BWS Sumatera I merilis data beberapa kabupaten di Sumatera Barat termasuk wilayah rawan banjir pada tanggal tersebut, seperti Lima Puluh Kuto yang masuk kategori sangat rawan banjir. 

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya terkait hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin puting beliung. Hal ini mengingat puncak musim hujan hingga April 2017. BNPB mengharapkan semua stakeholder BPBD setempat untuk bersinergi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tingga di wilayah rawan bahaya, khususnya pada situasi musim hujan ini.

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB


×
Kaba Nan Baru Update