Notification

×

Iklan

Iklan

Bencana Alam Kembali Terjadi di Limapuluh Kota, Jembatan Lubuak Amih Ambruk 

14 Juli 2017 | 10.47 WIB Last Updated 2017-07-14T03:47:52Z

Limapuluh Kota - Belum lagi terhapus duka yang dalam di Kabupaten Limapuluh Kota terhadap bencana alam. Kini, datang lagi peristiwa nyaris sama. Jembatan Lubuak Amih berlokasi di Jorong Pauh Sangik Kenagarian Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota, ambruk sepanjang lebih kurang 5 meter, Kamis (8/7) malam  sekitar pukul 20.00 WIB malam.
 
Atas peristiwa itu, Wali Nagari setempat Edison, telah melayangkan suratnya kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan ditembuskan kepada Bupati, pimpinan DPRD, Dinas PU, Camat setempat, Kapolsek Akabiluru dan Danramil, guna untuk ditindak lanjuti dengan cepat.
 
Edison ketika dihubungi wartawan Kamis (13/7) di kantornya, membenarkan, adanya bencana alam di nagarinya, tapi tidak separah terjadinya pada tanggal 3 Maret lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa. Penyebab terjadinya bencana alam karena curah hujan cukup tinggi.
 
Peristiwa itu, mengakibatkan terputusnya trasportasi antara Kecamatan Akabiluru dengan Kecamatan Guguk dan Kecamatan Suliki. Sedangkan jembatan ini merupakan suatu sarana yang sangat penting untuk akses perekonomian Siamang Bunyi Nagari Kubang.
 
Akses jalan yang terpurus ini juga terputusnya transportasi Kecamatan Guguk dan masyarakat Jorong Soriak Nagari Suliki, karena warga Suliki setiap hari mengangkut hasil pertanian mereka menju Kota Payakumbuh. Harapan kita, dinas terkait cepat memperbaikinya supaya akses jalan berfungsi lagi, “harap Wali Nagari.
 
Salah seorang warga setempat Afrizal (36) dan istrinya Wati (30), menyebutkan, awalnya, puluhan warga sedang ngopi dan makan mi diwarung ini. Mereka berlarian ke lokasi dan tak menghiraukan kopi dan mi yang mereka makan, tinggal diatas meja. Penasaran dengan hal tersebut, kami juga ikut berlari ke lokasi.
 
“Ternyata sampai di lokasi, jalan raya, pas benar ditengahnya ambruk. Akibat jalan raya putus total dan tak berfungsi itu, kami panik karena puluhan saudara dan anak ada disebrangnya. Terpikir bagi kami, bagaimana besoknya dia sekolah, tentu libur lagi, “ujarnya.
 
Masih di lokasi seorang ibu bernama Yasmiah (32) menggendong anaknya masih bayi, sedang menangis. Ketika pasabana.com menanyakan kenapa menangis, dia menyebutkan, anak dan suaminya berada di seberang. Tentu anak menangis pula untuk minta pulang.
 
Kalau persoalan pulang tidak masalah, bisa jalan kaki lewat sawah dan ladang. Namun, untuk membawa kendaraan tentu tidak bisa lagi, bisa pulang tapi jalanya terlalu jauh dan akan menghabiskan bensin cukup banyak.
 
Kemudian, seorang lelaki tua menghampiri ibu tersebut dengan ucapan, doakan aja agar anak dan suami kamu  cepat pulang. Dia kan punya akal tu, kata lelaki itu menghilangkan tangis ibu tersebut. Tanpa membuang waktu beberapa masyarakat mengingnya untuk pulang.
 
Ketika pasbana.com mencoba konfirmasi kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Yunire Yusman melalui via WA nya dengan nomor 0813633154xx, terkait bencana alam kadis tersebut enggan berkomentar atau tidak memberikan jawaban. Diduga dia sedang berada di lokasi atau sedang sibuk. Beruntung bencana alam itu terjadi hanya satu hari dan tidak merebak ke nagari lain. (Bayu Denura)


×
Kaba Nan Baru Update