Notification

×

Iklan

Iklan

Tidak Benar, DPC Partai Gerindra Bukittinggi Terima Uang Rp. 50 Juta Buat KTA Erman Safar

11 Maret 2020 | 11.19 WIB Last Updated 2020-03-11T04:19:40Z
Ismunandi Sofyan

Bukittinggi - Ismunandi Sofyan menyatakan tidak benar Dewan Pimpinan Cabang  (DPC) Partai Gerindra Kota Bukittinggi menerima uang sebesar Rp. 50 juta untuk pembuatan Karta Tanda Anggota (KTA) baru yang juga mendaftar sebagai calon kepala daerah. Isu ini terjadi pasca kisruh dalam pertemuan antara para pedagang pasar Bukittinggi dengan sejumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat dan DPR Republik Indonesia dari Partai Gerindra pada hari Sabtu malam 7 Maret 2020.


Dalam pertemuan itu hadir diantaranya,  Pedagang Toko Pasar Atas Yulius Rustam, Young Happy dan sejumlah para pedagang Aur Kuning serta sejumlah anggota dewan diantaranya Andre Rosiade, Ismunandi Sofyan, Andri Fidal, Herman Sofyan, Novi Irwan, Zulhefi dan anggota dewan lainnya dari Partai Gerindra serta Erman Safar selaku tamu undangan anggota DPR RI.

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bukittinggi,
Ismunandi Sofyan yang didampingi Sekretaris Partai Gerindra Kota Bukittinggi, Andri Fidal menyampaikan dihadapan sejumlah wartawan disalah satu restoran terna, hari Selasa malam, (10/03) bahwa isu yang beredar tentang DPC Gerindra Kota Bukittinggi menerima uang sebesar Rp. 50 juta dari salah satu kandidat calon kepala daerah Bukittinggi adalah tidak benar.

Menurut Ismunandi, awal kisruh itu terjadi ketika adanya keluhan yang dilontarkan oleh salah seorang ibu (berprofesi sebagai pedagang) kepada anggota dewan yang menyatakan bahwa beliau sempat diundang beberapa hari yang lalu ke Rumah Juang (Sekretariat Tim Erman Safar) untuk menjadi tim sukses kepala daerah. Setibanya beliau hadir di Rumah Juang juga diminta membayar sejumlah uang untuk menjadi tim sukses.

Lanjut Ismunandi, ini kesannya rancu, masa tim sukses yang membayar kepada calon kandidatnya. Kebetulan calon kandidat kepala daerah Bukittinggi tersebut hadir dalam pertemuan dan langsung dijawab dengan pernyataan bahwa itu tidak benar. Malah justru ibu tersebut yang meminta uang kepada kami, jawab Erman safar.

Lalu karena dalam pertemuan itu berlangsung cukup hangat yang pembahasannya selalu terkait dengan masalah uang dan uang. Kemudian Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Bukittinggi, Andri Fidal juga ikut menanyakan kepada Erman Safar tentang isu yang beredar bahwa DPC Gerindra Kota Bukittinggi juga menerima uang sebesar Rp. 50 juta untuk pembuatan karta tanda anggota baru. Hal ini dilontarkannya karena menyangkut nama baik partai dan nama baik dirinya karena dialah yang mengeluarkan KTA tersebut.

Kemudian tambah Ismunandi, klarifikasi inilah yang ingin didapat oleh Sekretaris DPC Gerindra terhadap calon kandidat kepala daerah Erman Safar. Seketika itu juga Erman Safar langsung menjawab bahwa isu itu juga tidak benar. Artinya hal ini sudah kita anggap clear.

Namun, tiba-tiba tim kandidat langsung menyerang kepada Sekretaris kami dengan kata-kata, 'siapa yang ngasih tau, darimana dapat infonya, dan segala macam'. "Seharusnya beliau tetap menampung isu tersebut dan menyatakan tidak ada, sudah clear kan," ujar Ismunandi.

Akhirnya, semua itu dapat kita selesaikan dengan musyawarah, kemudian kita berlanjut dengan pembahasan tentang terbitnya Perwako Bukittinggi No. 40 dan 41 tentang Retribusi Pasar yang dikeluhkan oleh para pedagang pasar.

"Yang jelas pada kesempatan ini, kita sampaikan bahwa DPC Gerindra Kota Bukittinggi tidak pernah menerima uang Rp.50 juta untuk pembuatan KTA. Tidak ada yang harus membayar dengan uang sebesar itu untuk menjadi anggota Partai Gerindra. Masa, ada putra terbaik yang mau berjuang untuk Kota Bukittinggi harus dibebankan," kata Ismunandi.

Sementara di akhir pertemuan, Ismunandi menerangkan bahwa ada beberapa kandidat yang telah ikut mendaftar sebagai calon kepala daerah di Partai Gerindra Kota Bukittinggi, diantaranya Erman Safar, Sadri MK, David Chalik dan Fauzan Haviz. (Rizky)
×
Kaba Nan Baru Update