Notification

×

Iklan

Iklan

Lika-Liku Menggapai Guru Besar Pedagogik Olahraga

28 November 2021 | 22.58 WIB Last Updated 2021-11-28T16:08:32Z

Prof. Dr. Gusril, M.Pd (dok.humas) 

Dirangkum dari Bedah Buku Autobiografi Prof. Dr. Gusril, M.Pd.
( Guru Besar Pedagogik Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) - Universitas Negeri Padang) 



Pasbana | Untuk Kabar Sumbar -- Dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis UNP ke 67, UNP melakukan bedah buku autobiografi Prof. Dr. Gusril, M.Pd. yang merupakan Guru Besar Pedagogik Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) berjudul “Lika Liku Menggapai Guru Besar Pedagogik Olahraga”, pada Selasa (16/11/2021).


Paparan bedah buku tersebut terdiri atas tiga bagian yang hendak mengungkap riwayat Gusril saat masa kanak-kanak di keluarga, perjalanan pendidikan dan karier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), sosok sejati seorang Gusril, dan pelajaran yang dapat dipetik dari Buku Autobiografi ini. 

Pada acara bedah buku autobiografi yang digelar secara daring ini, menghadirkan tiga narasumber yakni Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D. berasal dari Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Mukhaiyar, M.Pd. dan Prof. Dr. Alnedral, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan . 


Buku Autografi yang ditulis Prof Gusril menarik, enak dibaca dan mengandung nilai-nilai yang patut diteladani oleh pembaca khususnya bagi generasi muda khususnya para mahasiswa. Buku tersebut terdiri atas beberapa lima Bab.


Bab 1. berisi: Perjalanan Hidup Penulis, Bab 2. Karya Monumental yang terdiri dari: Skripsi (Program S1), Tesis (Program S2), Disertasi (Program S3), Pidato Pengukuhan Guru Besar Pedagogi Olahraga  dan Juara harapan 3 Lomba Karya Tulis Nasional di bidang Olahraga yang diadakan oleh Kemenegpora 2003, Juara 3 Lomba Karya Tulis di Bidang Perkoperasian yang diadakan oleh Kemeterian Koperasi dan UMKM waktu peringatan Satu Abad Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia yang diperingati di Gedung Bung Hatta Bukittinggi Sumatera Barat tahun 2003, Bab 3. Artikel Nasional dan Internasional dalam Menggapai Guru Besar Pedagogi Olahraga, Bab 4. Testimoni dari teman sejawat dari Rektor UNP, Dekan FIK, Asdir 1 Pascasarjana UNP, Ketua Jurusan selingkungan FIK UNP, Sekretaris Lembaga Penelitian UNP, Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA, Ph.D., Prof. Dr. Mukhaiyar, mahasiswa S1, S2, S3 Universtas Negeri Padang, dan Bab 5. Kesimpulan dari seluruh bahasan dan deskripsi isi Buku Autobiografi.


Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan selamat dan sukses kepada Prof Gusril, M.Pd. atas karya besarnya sebuah buku autobiografi bisa menjadi sumber inspirasi, kearifan dan sumber pembelajaran. 


Prof. Dr. Gusril, M.Pd bersama Husnal Petra (dok. pribadi) 

Rektor UNP menyampaikan kepada guru besar lain juga bisa juga menghasilkan sebuah autobiografi yang tentunya memiliki pengalaman yang berbeda dalam meniti karir akademisnya sampai menjadi guru besar.  


Selanjunya, dalam sambutannya Ketua Senat UNP Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, Ph.D. menyatakan bahwa Prof. Dr. Gusril, M.Pd. mempunyai arsip dokumen pribadi yang lengkap dan rapi sehingga beliau dapat membuat autobiorafi secara komprehensif disertai perjuangan yang keras dalam menggapai guru besar pedagogik.


Pembicara pertama Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D. menyampaikan bahwa Prof. Dr. Gusril, M.Pd., adalah sosok yang punya semangat yang tahan banting dalam menghadapi perjalanan hidupnya. Prof. Dr. Gusril, M.Pd., mampu mengontrol emosi khususnya dalam situasi sulit untuk mengubah sesuatu yang kurang beruntung menjadi suatu keberuntungan baginya.


Nara sumber kedua Prof. Dr. Mukhaiyar, M.Pd. mengungkapkan bahwa Prof Gusril merupakan sosok yang berani, tulus dan jujur dalam menghadapi kehidupannya. Prof. Dr. Gusril, M.Pd. Ulet dan gigih dalam mencapai keinginannya khususnya dalam mencapai gelar guru besar pedagogik, kata mantan atasan Prof. Dr. Gusril, M.Pd. di Program Pascasarjana UNP. 


Di samping itu, Prof. Dr. Alnedral, M.Pd., sebagai narasumber ketiga menyampaikan bahwa buku beliau ini menceritakan bagaimana beliau dari masa kecil hingga sekarang dengan menggunakan konsep budaya minang. Dalam buku ini kita belajar bagaimana bahwa setiap manusia memiliki potensi, dan potensi perlu diasah, ditekuni dan dijalani dengan kesabaran, keikhlasan dan terutama ada dukungan keluarga.


Kegiatan acara bedah buku yang dimoderatori oleh Dr. Suryanef, M.Si., dihadiri oleh para pimpinan UNP, Pimpinan fakultas, para undangan, mahasiswa dan alumni FIK UNP. Kegiatan bedah buku ini, mendapat respon positif dari para peserta.


Prof. Dr. Gusril, M.Pd bersama Husnal Petra (dok. pribadi) 


Gusril  terlahir dari hasil pernikahan Muhammad Nasir Rajo Tadung  dengan Jalinus. Bayi tersebut lahir pada tanggal 16 Agustus 1958 waktu terjadinya pergolakan antara pemerintah pusat dan daerah. Setelah bayi tumbuh dan berkembang, dalam keluarga anak-anak diberikan kebebasan oleh orang tua untuk melakukan aktivitas bermain.


Gusril hidup dan tinggal bersama saudara berjumlah 10 orang, sehingga orang tua tentu mengalami kesulitan untuk mendidik dan mengontrol mereka. Anak-anak  diberikan kebebasan bermain degan maksud agar mereka belajar hidup melalui interaksi secara sosial melalui aktivitas dalam bentuk bermain. 


Aktivitas bermain yang dilakukan seperti: main bola, main kasti, main lakon semba, main kajai, main lempar bungkus rokok, kelereng, main kucing, main cik mancik, main lakon semba, main patok lele, main layangan, pacu lari, main gundu, main sepak tekong, memancing ikan, dan berenang.


Banyak hal yang dapat terbangun nilai-nilai ketika orang tua memberikan kebebasan bermain (merdeka belajar) antara lain: menambah pengetahuan, menambah keterampilan bermain, sarana sosialisasi, meningkatkan afeksi, disiplin, tanggung jawab, semangat kompetisi, ketahanmalangan, dan jujur. 


Perjalanan pendidikan dari SD, SMP, STM, Sarjana, Magister dan Doktor serta karier hingga memperoleh jabatan akademik sebagai Guru Besar Pedagogi Olahraga.


Pelajaran yang dapat dipetik dari Buku Autobiografi  “Lika Liku Menggapai Guru Besar Pedagogik Olahraga”


Latar belakang keluarga terutama pola asuh orang tua sangat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan karakter anak. Pola asuh  demokratis yang memberikan kebebasan anak untuk berpikir dan bertindak, namun bukan berarti kebebasan tanpa batas.


Pertama, kesadaran untuk mendisiplinkan diri dengan membiasakan perilaku sesuai dengan peraturan  perlu ditanamkan, seperti kedisiplinan saat melakukan ibadah sholat, mulai dan bangun tidur, saat makan bersama. 


Kedua, kondisi kehidupan keluarga yang dicerminkan dengan tingkat kondisi sosial ekonomi, betapapun juga membentuk karaker anak. Kondisi yang tidak memanjakan diri anak dan mengajarkan keterbatasan yang dialami anak dapat membentuk anak ulet dan gigih serta pantang menyerah dalam situasi sulit. 


Ketiga, Kasus yang dialami Gusril selama kehidupan masa kecil yang sulit membuat kuat mental untuk bertahan, nilai kemalangmelintangan (adversity quotient) tumbuh-kembang hingga dibawa ketika sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi hingga tingkat doktoral.


Keempat, masa anak-anak Gusril dipenuhi oleh dunia aktivitas bermain. Aktivitas bermain merupakan kegiatan yang spontan yang dilakukan oleh anak-anak yang melibatkan aspek fisik dan psikologis yang memberikan rasa senang kepada anak-anak dalam melakukannya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh anak-anak dalam bermain . Pentingnya bermain atau play telah dikaji oleh para ahli psikologi. 


Bermain itu Penting Bagi Anak 


Bermain itu berpengaruh pada perkembangan kognitif anak, bagaimana bermain  dapat mempengaruhi perkembangan otak anak sampai dewasa. Pre-Exercise Theory (Gross, 1898), sebagai salah satu teori yang lama mendeskripsikan bahwa bermain itu sebagai latihan untuk mempersiapkan perilaku yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan. 


Menurut Gusril kegiatan bermain memiliki multi fungsi, antara lain dapat menambah pengetahuan, menghibur teman dalam kedaan sedih,  sarana sosialisasi, menambah keterampilan dalam bermain, menghindari diri dari narkoba, mencari teman sebanyak mungkin. 


Dengan kegiatan bermain tentu akan menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan bermain serta meningkatkan nilai afeksi guna meningkatkan daya juang.


Masa anak-anak juga dapat menyadarkan diri karena tingkat kesulitan kehidupan yang menghimpit keluarga, kehidupan yang keras  yang dialaminya dapat menyadarkan anak untuk tidak mau hidup dalam kondisi keluarga morat-marit. 


Kondisi itu menimbulkan cita-cita bagi anak untuk menjadi orang yang terbaik dalam hidupnya seperti: cita-cita menjadi pegawai negeri. Cita-cita menjadi pegawai negeri ini menjadi mimpi seorang anak bernama Gusril itu. 


Walau orang di sekeliling mencemoohkan dengan sindiran “Halo Pegawai Negeri” ketika berpapasan, Gusril tetap tidak peduli. Justru cemoohan itu, dijadikan tantangan yang harus dihadapi bagi dirinya demi masa depan yang lebih cerah (h. 536).


Kondisi kehidupan yang memprihatinkan semenjak kecil memunculkan semangat juang Gusril untuk menapaki kehidupan dari hari ke hari, bulan kebulan dan tahun ke tahun.


Perjalanan mencari kehidupan dan pendidikan terus berjalan sesuai dengan tingkatan pendidikan yang dihadapi. Sambil berjualan Gusril tetap juga membaca materi pelajaran di sela-sela orang membeli dan tidak ada membeli. 


Tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali dimanfaatkan untuk membaca materi pelajaran. Karena harus membantu orang tua, tidak ada waktu khusus bagi Gusril untuk membaca materi pelajaran yang sedang dipelajari. 


Kebiasaan membaca ini terus berlanjut sampai ke perguruan tinggi, sehingga ketika menghadapi ujian Gusril selalu siap untuk menghadapinya. Perjuangan hidup yang keras memunculkan ketahanmalangan dalam menghadapi segala rintangan kehidupan saat itu, termasuk saat ujian sekolah sampai ujian disertasi untuk memperoleh gelar akademik tertinggi (doktor). 


Disamping membaca, kegiatan akademik lain seperti melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah  juga menjadi kegemaran Gusril, sehingga jabatan akademik sebagai Guru Besar diperoleh dalam waktu tidak lama setelah memperoleh gelar Doktor dan kembali bertugas sebagai dosen di FIK UNP. 


Kesuksesan seseorang untuk mencapai cita-cita kehidupan banyak faktor yang mempengaruhi, namun dari pengalaman yang diperoleh ternyata faktor disamping pendidikan, faktor disiplin, komitmen dan ketahanmalangan seseorang dapat menggapai apa yang dicita-citakannya merupakan penentu (determinants). (*) 


Dirangkum oleh : Husnal Petra, S. Pd 

×
Kaba Nan Baru Update