Notification

×

Iklan

Iklan

BNPB: 7 Orang Meninggal Dunia akibat Gempa di Pasaman Barat

25 Februari 2022 | 21.58 WIB Last Updated 2022-02-26T05:00:17Z


JAKARTA, pasbana.com- Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) melaporkan data sementara, sebanyak 7 orang meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,1 di Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022).


Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, hingga pukul 16.30 WIB, 7 orang meninggal dunia tersebut di antaranya, 3 orang di Kabupaten Pasaman Barat dan 4 di Kabupaten Kabupaten Pasaman.


"Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman," kata Abdul dalam keterangan tertulis, Jumat.


Abdul juga mengatakan, gempa juga berdampak pada pengungsian warga. Hingga saat ini, sebanyak 5.000 warga mengungsi di 35 titik.


"BPBD melaporkan sebaran titik pengungsian di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali. Petugas di lapangan masih mendata warga yang mengungsi," ujarnya.


Lebih lanjut, Abdul mengatakan, petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan dan warga masih fokus pada pencarian, penyelamatan dan evakuasi serta pelayanan kepada warga terdampak.



Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperbarui data gempa bumi yang terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat dari magnitudo 6,2 menjadi magnitudo 6,1.


"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter dengan magnitudo 6,2, kemudian kami update 6,1," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (25/2/2022).


Dwikorita mengatakan, episenter gempa terletak pada koordinat 0,14 derajat LU, 99,94 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 kilometer timur laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada kedalaman 10 kilometer.


Ia mengatakan, gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal akibat aktivitas patahan aktif atau sesar Sumatera.


"Hasil analisi sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme geser (strike slip)," ujarnya.


Dwikorita mengatakan, guncangan gempa dirasakan di daerah Pasaman Barat VI MMI dan Pasaman dengan skala intensitas V MMI yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.


Sementara itu, di Agam, Bukitttinggi, dan Padang Panjang, dengan skala intensitas IV MMI yaitu pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.



Di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunung Sitoli, getaran dirasakan dengan skala intensitas III MMI, di mana getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.


Di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, dan Bangkinang, dengan skala intensitas II MMI, getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.


Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan, hingga pukul 10.00 WIB tercatat 15 kali gempa susulan usai guncangan Gempa Bumi bermagnitudo 6,1.


"Hingga 10.00 WIB BMKG melaporkan telah terjadi 15 kali gempa susulan dengan magnitudo bervariasi terbesar 4,2," ucap dia.(rilis) 

×
Kaba Nan Baru Update