Notification

×

Iklan

Iklan

Berikut Tradisi Jelang Bulan Ramadhan di Sumatera Barat

29 Maret 2022 | 18.14 WIB Last Updated 2022-11-25T02:22:14Z


pasbana.com -- Bulan Ramadan disambut dengan berbagai tradisi dan ritual. Di Sumatra Barat (Sumbar) tiap-tiap daerah memiliki keunikan. Ada beragam tradisi yang dilaksanakan sebelum dan selama Ramadan Tradisi tersebut merupakan kemeriahan turun temurun untuk menyambut kedatangan Ramadan.


Tradisi-tradisi tersebut hingga saat ini masih ada dan terpeliharan serta bisa dijumpai di daerah-daerah Sumbar.

Berikut tradisi-tradisi jelang Ramadan yang sering  ditemui di Sumatera Barat


- Ziarah Kubur

Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang dilakukan sebagian masyarakat jelang Ramadan. Mereka berziarah ke makam orang tua dan juga ke makam orang saleh dan para wali.


Di beberapa daerah yang ada di Sumatera Barat, ziarah makam jelang Ramadan sudah mulai ramai dilakukan. Masyarakat juga membersihkan dan merapikan makam handai taulan mereka. 


Sambil berziarah, masyarakat juga gotong royong membersihkan pandam (lokasi) pekuburan. Di Sumbar, lokasi perkuburan juga dikelompokan berdasarkan suku, tempat tinggal dan nagari.


- Manjalang Mintuo


Manjalang atau mengunjungi mintuo (mertua) dilakukan oleh perempuan yang telah punya suami di Minangkabau saat menjelang bulan puasa. Manjalang mintuo merupakan upaya menantu perempuan bersilaturahmi dengan mertua dan keluarga besar suaminya. Tradisi ini menjadi rutinitas bagi perempuan Minangkabau, terutama yang baru menikah.


Ketika manjalang mintuo, menantu biasanya membawa penganan berupa lamang tapai. Oleh sebab itu, tradisi malamang dan manjalang mintuo ini serentak dilakukan ketika memasuki bulan Ramadan. Tradisi manjalang mintuo biasanya dilakukan beberapa hari menjelang Ramadan.


- Doa Bersama dan Makan Bajamba

Di sebagian wilayah Padang Pariaman sebelum datangnya Ramadan diadakan makan bersama di masjid. Kaum ibu membawa jamba ke masjid yang berisi nasi, lauk pauk, dan penganan ringan. Kegiatan diisi dengan makan bersama, mendegar ceramah ulama, dan saling bermaaf-maafan, baik sesama keluarga maupun tetangga.


- Membersihkan Masjid

Membersihkan masjid biasanya dilaksanakan oleh penjaga masjid. Akan tetapi jelang bulan puasa, masyarakat bergotong royong membersihkan masjid agar siap untuk dipakai selama Ramadan dan Idul fitri nantinya.


Kemudian, diakhir acara biasanya ada acara makan-makan dan silaturahmi antara masyarakat sekitar masjid.


- Maniliak Bulan

Maniliak bulan atau melihat bulan secara langsung dengan mata tanpa perantara alat apa pun. Tradisi ini merupakan salah satu cara menentukan awal Ramadan. Maniliak bulan dilakukan di beberapa tempat di Sumbar, seperti di kompleks Makam Syekh Burhanudin Ulakan, Lintuo Buo Tanah Datar, dan Koto Tuo Agam.


Di Ulakan, tradisi maniliak bulan juga dibarengi dengan ziarah ke makam Syekh Burhanudin. Masyarakat yang datang maniliak bulan akan melihat bulan di Pantai Ulakan menjelang magrib dan ditutup dengan salat magrib berjamaah di pantai.


- Malamang


Tradisi ini bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan sebagai bagian dari kebiasaan masyarakat yang dilakukan secara bersama oleh sekelompok atau kerabat.


Tujuannya untuk sarana berkumpul dan mempererat tali silaturahmi menunggu datangnya bulan Ramadhan.


Lemang terbuat dari penggabungan antara beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu yang dijadikan sebagai simbol saat diselenggarakannya peringatan Maulid Nabi.


Cara memasaknya adalah dengan mendirikan batang bambu lemang di atas tungku khusus pembakaran.


- Marandang

Memasak rendang atau marandang juga menjadi tradisi rutin bagi masyarakat Sumbar dalam menyambut Ramadan.


Rendang merupakan masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan.


Di antaranya cabai, serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak.


Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.


Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.


- Balimau

Balimau merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau. Tradisi ini biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.


Latar belakang dari balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahir, menyucikan diri adalah mandi yang bersih. 

Tradisi yang membuat Makin Tahu Indonesia ini, perlu untuk terus kita jaga dan lestarikan hingga ke anak cucu kita.(Dihimpun dari berbagai sumber
×
Kaba Nan Baru Update