Notification

×

Iklan

Iklan

Ayam Broiler Vs Ayam Kampung, Mana Lebih Unggul?

04 April 2023 | 06.38 WIB Last Updated 2023-04-03T23:38:19Z
Perbandingan Ayam Kampung dengan Ayam Potong(Sumber: Agrotek.id)



Oleh: Habilburahman

Pasbana - Pada saat sekarang ini, tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan akan daging ayam di Indonesia sangat tinggi.Jenis ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah jenis ayam Broiler dan ayam kampung. Kedua jenis ayam ini sering menjadi perdebatan di masyarakat karena kelebihan dan kekuranganya, baik itu dari cara perawatan, lama masa panen, biaya produksi,cita rasa daging dan juga dari daya jual ayam tersebut kepada konsumen.

Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil perkawinan silang dari bangsa bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas daging yang tinggi. “Produktivitas dari ayam broiler ini sangatlah cepat jika dibandingkan dengan jenis ayam lainnya. Dalam jangka waktu kurang dari sebulan, berat dari ayam ini sudah bisa mencapai angka 1-1,3 kg dan tentunya dengan berat ini ayam sudah bisa dijual kepada konsumen .Berbeda dengan ayam kampung, jenis ayam ini memiliki produktivitas yang cenderung lamban sehingga hal ini membuat peternak tidak bisa memanen keuntungan dengan cepat.” ungkap Habib burrahman, peternak ayam broiler.

Dibalik pertumbuhan ayam kampung yang tergolong lama, kualitas daging yang dihasilkan oleh ayam ini berbeda dengan ayam broiler.”Cita rasa daging yang dihasilkan oleh daging ayam kampung memiliki rasa yang lebih gurih dan manis jika dibandingkan dengan ayam broiler yang memiliki tekstur yang lebih empuk dan lebih gemuk.” ungkap Helni Susianti,sebagai salah satu pelanggan ayam kampung.


Perbandingan daging ayam kampung dengan ayam potong (Sumber : cairofood.id)


Lalu dari segi ukuran dan nutrisi pada daging, ayam broiler lebih diunggulkan dari ayam kampung.Pernyataan tersebut didukung oleh data dari chickin.id “ Daging ayam broiler atau ayam pedaging biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih besar, lebih gemuk, dan lebih tebal. Hal ini karena ayam broiler dipelihara memang dengan tujuan untuk menghasilkan daging ayam untuk konsumsi, sehingga pada proses pemeliharaannya ayam broiler akan mengkonsumsi berbagai jenis vitamin dan pakan bernutrisi.Sementara daging ayam kampung cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil daripada ayam broiler. 

Selain karena lebih aktif bergerak pada saat masih dalam kondisi hidup, proses pemeliharaan ayam jenis ini juga terlaksana dengan lebih bebas dan tidak secara spesifik bertujuan untuk produksi daging ayam.

Kalau dari segi nurisi pada daging, Secara spesifik, pada setiap 100 gram daging ayam broiler, terdapat 295 kkal energi, 37 gram protein, dan 14,7 gram lemak. 

Kemudian, pada setiap 100 gram daging ayam kampung terkandung sebesar 246 kkal energi, 37,9 gram protein, dan 9 gram lemak. Terlihat bahwa daging ayam broiler memiliki kandungan energi dan lemak yang lebih tinggi daripada daging ayam kampung.

Jika kita bahas tentang cara dan biaya perawatan,usaha ternak ayam broiler memiliki biaya produksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis ayam kampung.

“Apabila kita ingin membuka usaha ternak ayam broiler, kita harus mempersiapkan modal yang cukup besar. Modal ini mencakup dari biaya pembuatan dan perawatan kandang, pembelian bibit yang berkualitas, dan biaya untuk mencukupi kebutuhan pakan dari si ayam. Jika salah satu kebutuhan tersebut tidak terpenuhi , maka resiko ayam mati akan menjadi tinggi. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh kualitas ayam broiler yang sangat rentan terkena penyakit. Berbeda dengan jenis ayam kampung. Untuk beternak ayam kampung tidaklah harus memiliki modal yang besar dan jenis ayam ini tidak rentan untuk terkena penyakit” Ungkap Habib Burrahman.

Selain itu, keberhasilan dalam beternak ayam broiler juga ditentukan oleh faktor lingkungan. Habib Burrahman menambahkan keberhasilan dalam beternak ayam broiler juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur suhu, kondisi cuaca, kelembapan dan cahaya yang diterima oleh ayam.

" Normalnya temperatur suhu untuk pertumbahan ayam potong berkisar pada suhu mulai 29 - 35ºC untuk periode starter, suhu 18 - 21ºC pada periode pemeliharaan dan finisher. Jika terjadi perubahan suhu yang sangat ekstrim maka ini akan sangat berdampak pada umur dari si ayam, karena ayam potong sangat rentan terhadap perubahan suhu lingkungan yang ekstrim. Berbeda dengan ayam kampung yang memiliki daya tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrim sehingga faktor lingkungan tidak terlalu mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari ayam kampung.” jelasnya. 

Jadi dapat disimpulkan, bahwa ayam broiler dengan ayam kampung memiliki keunggulan dan kekurangan masing masing. Ayam broiler memiliki kualitas daging yang lebih baik dari ayam kampung, Akan tetapi untuk biaya produksi ayam broiler lebih memakan biaya yang lebih mahal dibandingkan biaya produksi dari ayam kampung. (*) 
×
Kaba Nan Baru Update