Notification

×

Iklan

Iklan

Akhir Penantian "Jalan Seribu Lubang": Ruas Payakumbuh-Sitangkai Mulai Dicor

17 Mei 2025 | 22:47 WIB Last Updated 2025-05-18T01:54:25Z


Payakumbuh, pasbana- Kabar gembira menghampiri warga Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Setelah bertahun-tahun bergelut dengan kondisi jalan penghubung Payakumbuh-Sitangkai yang memprihatinkan, kini harapan akan infrastruktur yang lebih baik mulai terwujud. 

Ruas jalan yang dikenal dengan julukan "Jalan Wisata Kabut dan Seribu Lubang" ini tengah menjalani proses perbaikan dan pengecoran yang disambut antusias oleh masyarakat setempat.

Jalan Payakumbuh-Sitangkai bukan sekadar jalur transportasi biasa. Ruas ini memegang peranan vital sebagai penghubung antara Kota Payakumbuh dan wilayah Lintau, Kabupaten Tanah Datar, serta menjadi jalur utama menuju berbagai destinasi wisata alam yang potensial di kawasan tersebut. 

Namun, kondisi jalan yang dipenuhi lubang menganga dan genangan air, terutama saat musim hujan, telah lama menjadi momok bagi pengendara dan menghambat aktivitas ekonomi serta pariwisata. Julukan "jalan seribu lubang" yang viral di kalangan warganet menggambarkan betapa parahnya kerusakan yang terjadi.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa pengerjaan perbaikan jalan telah dimulai dari sisi Payakumbuh menuju Lintau. Alat-alat berat dan material konstruksi terlihat di sepanjang ruas jalan yang sedang dikerjakan. 

Proses pengecoran menjadi fokus utama saat ini, memberikan harapan nyata akan permukaan jalan yang mulus dan aman dalam waktu dekat.

Proyek perbaikan jalan ini merupakan inisiatif strategis dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melalui Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR). Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Era Sukma Munaf, secara tegas menyatakan bahwa penanganan ruas jalan Payakumbuh–Sitangkai (P.044) menjadi salah satu prioritas utama dalam program pembangunan infrastruktur provinsi tahun 2025.

Untuk merealisasikan perbaikan ruas jalan sepanjang 1,3 kilometer ini, Pemprov Sumbar mengalokasikan anggaran sebesar Rp12,3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi tahun 2025. Anggaran tersebut digunakan untuk menerapkan metode konstruksi rigid pavement, sebuah teknik pelapisan jalan dengan beton yang dikenal lebih kuat dan tahan lama dibandingkan aspal konvensional.

Masyarakat Lareh Sago Halaban menyambut baik dimulainya proyek perbaikan ini. Dalam sebuah video yang beredar, seorang warga mengungkapkan kegembiraannya, "Masyarakat menyambut dengan suka cita, karena ini bukan cuma tentang infrastruktur, tapi juga membuka akses ekonomi, pendidikan, dan pariwisata yang lebih baik."

Senada dengan hal tersebut, Era Sukma Munaf menambahkan, "Perbaikan ruas jalan Payakumbuh–Sitangkai ini menjadi bukti nyata komitmen Pemprov Sumbar dalam membangun infrastruktur yang andal. Ini untuk memperkuat aksesibilitas, memperlancar arus transportasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Tanah Datar."

Meskipun pekerjaan perbaikan telah dimulai, warga tetap berharap agar proyek ini dapat berjalan lancar dan selesai sesuai target, yakni pada September 2025. Seorang pengendara motor yang menyaksikan proses pengecoran menyampaikan harapannya, "Semoga tidak cuma awalnya saja bagus, tapi sampai akhir juga maksimal. Ini harapan besar bagi kami."

Kini, tatapan mata warga Lareh Sago Halaban tertuju pada proses pengerjaan yang sedang berlangsung. Mereka menantikan dengan penuh harap terwujudnya jalan mulus yang aman dan nyaman dilalui, menghilangkan kenangan buruk akan "jalan seribu lubang" yang selama ini menghantui. 

Proyek ini bukan hanya tentang perbaikan fisik jalan, tetapi juga tentang pemulihan harapan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat serta potensi daerah secara keseluruhan. (Rel/*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update