Pasbana - Di tengah hiruk-pikuk dunia maya, di antara tren tarian viral dan tantangan-tantangan absurd, siapa sangka ada satu gerakan sunyi tapi menginspirasi yang mulai menggeliat: dakwah digital.
Ya, media sosial bukan hanya tempat curhat dan hiburan. Ia kini menjelma menjadi mimbar baru yang menjangkau lebih luas daripada sekadar mikrofon di atas mimbar masjid.
Namun, satu hal penting yang perlu digarisbawahi: dakwah digital tidak cukup hanya viral. Ia harus bernilai dan syar’i.
Mari kita lihat bagaimana media sosial bisa menjadi ladang pahala, bukan jebakan dosa.
1. Mulai dari Niat: Ngepost buat apa, sih?
Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Muslim:
"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya."
Bayangkan, dengan satu unggahan bermanfaat, kamu bisa ikut panen pahala dari ribuan yang membacanya.
2. Kontennya Harus Bermutu, Bukan Sekadar Ramai
Dalam jagat algoritma, konten berkualitas masih jadi raja. Tapi bermutu di sini bukan sekadar sinematik atau visual kece—lebih dari itu, harus sesuai ajaran Islam, tidak menyudutkan pihak tertentu, dan pastinya, tidak asal copas.
Konten dakwah sebaiknya bersumber dari dalil yang shahih. Seperti sabda Nabi SAW dalam HR. Muslim:
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga."
Kontenmu bisa jadi jalan menuju surga, asal dikelola dengan ilmu, bukan sekadar semangat.
3. Sopan dalam Bahasa: Lembut itu Lebih Mengena
Kebencian hanya akan menjauhkan orang dari pesan yang kita sampaikan. Sebaliknya, kelembutan bisa meruntuhkan dinding prasangka. Bukankah Nabi SAW sendiri diutus sebagai rahmat bagi semesta?
4. Pastikan Ilmunya Benar, Bukan Hoaks Bertopeng Agama
5. Interaksi Bijak: Menjawab Netizen dengan Akhlak
"Lisan itu seperti gayung yang menciduk isi hati."
Cara kita menanggapi komentar mencerminkan kualitas jiwa kita. Jadi, tetap tenang, jawab dengan bijak, atau kadang… cukup diam.
6. Konsisten dan Sabar: Viral Boleh, Tapi Berkah Lebih Penting
Seorang content creator dakwah seperti Ustaz Hanan Attaki atau Habib Husein Ja’far, tak langsung punya jutaan pengikut. Tapi karena konsistensi, kontennya kini jadi rujukan banyak anak muda yang ingin mengenal Islam dengan cara yang lebih membumi dan relatable.
Tips Praktis Jadi Da’i Digital Masa Kini
- Gunakan desain menarik (bisa pakai Canva atau CapCut)
- Upload rutin (misalnya seminggu 2x)
- Pilih platform sesuai target (Instagram untuk gen Z, YouTube buat konten panjang, TikTok untuk short dakwah)
- Kolaborasi dengan konten kreator lain
- Responsif terhadap audiens
Bukan Sekadar Konten, Tapi Jalan Menuju Surga
Jadi, saat kamu membuka ponselmu, ingat: satu klik bisa jadi amal jariyah. Satu unggahan bisa menyentuh hati seseorang. Dan satu kata bisa mengubah hidup seseorang—termasuk dirimu sendiri.
Semoga kita semua menjadi bagian dari mereka yang menyebar cahaya di tengah gelapnya dunia digital.(*)