Notification

×

Iklan

Iklan

Jelang Peringatan HUT RI, Bendera Merah Putih Jadi Pundi Rupiah Bagi Syalran

08 Agustus 2025 | 23:45 WIB Last Updated 2025-08-08T16:45:20Z


Padang Panjang, pasbana– Ketika bulan Agustus datang, langit Indonesia seolah berganti warna. Merah dan putih berkibar di mana-mana—di halaman rumah, tiang-tiang jalan, hingga gerai-gerai pasar. 

Semangat kemerdekaan menyelimuti seluruh negeri, termasuk di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Di sudut yang sederhana di Pasar Pusat Kota Padang Panjang, berdiri tegak seorang pria sepuh dengan senyum sabar, menjajakan lembar demi lembar Sang Saka Merah Putih. 

Dialah Syalran (63 tahun), perantau asal Semarang yang telah lebih dari empat dekade menjadikan bendera sebagai sumber nafkah utama.

Dari Mesin Jahit Hingga Etalase Toko

Perjalanan Syalran dimulai pada tahun 1983. Namun, akar perjuangannya bahkan sudah lebih dulu disemai oleh sang istri, yang sejak 1976 belajar menjahit untuk membantu ekonomi keluarga. 

Berdua mereka membentuk tim yang solid. Sang istri menjahit, Syalran menjual. Sebuah harmoni sederhana yang terus bertahan hingga kini.

Awalnya mereka menjual dari kaki lima, berpindah-pindah tempat mengikuti keramaian. Namun seiring waktu dan konsistensi, mereka berhasil membuka toko kecil yang kini dikenal dengan nama Tunas Fajar

Di toko ini, tak hanya bendera yang dijual. Seragam sekolah, atribut pramuka, hingga aksesori merah putih untuk berbagai acara tersedia lengkap.

“Saya dan istri membangun ini dari nol. Awalnya cuma bawa dua tas besar keliling. Tapi karena sabar dan terus mencoba, akhirnya bisa punya toko sendiri,” tutur Syalran, yang kini menjadi ayah dari sembilan anak.

Musim Merah Putih, Harapan Tak Pernah Pudar

Bulan Agustus menjadi momen paling sibuk bagi Syalran. Ia keluar dari toko, memilih menjual langsung di tepi pasar agar lebih dekat dengan masyarakat. Pilihan benderanya beragam, dari yang kecil seharga Rp3.000, hingga yang besar dan elegan seharga Rp140.000. Ada juga bendera untuk mobil, bendera umbul-umbul, dan dekorasi lainnya.

“Pelanggan saya tak hanya dari Padang Panjang. Dari Batusangkar juga banyak yang datang. Kalau sudah langganan, saya kasih harga spesial. Namanya juga usaha, harus tahu cara jaga pelanggan,” katanya sambil tersenyum ramah.

Namun, tahun ini terasa berbeda. Penjualan menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu, Syalran tak kehilangan harapan. Ia tetap optimis dan percaya pada konsep rezeki yang sudah tertakar dari Tuhan.

“Kalau rezeki mah nggak akan ketukar. Yang penting kita usaha. Jualan tetap semangat meskipun banyak saingan. Karena saya percaya, semua orang punya bagiannya masing-masing,” ujarnya tenang.

Imbauan Pemerintah, Dukungan Tak Langsung Bagi Pedagang Kecil

Tahun ini, Pemerintah Kota Padang Panjang melalui Surat Edaran Wali Kota Nomor 30 Tahun 2025 mengimbau seluruh masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih dan memasang dekorasi kemerdekaan sepanjang bulan Agustus, mulai tanggal 1 hingga 31.

Imbauan ini menjadi secercah harapan bagi para pedagang seperti Syalran. Pasalnya, permintaan bendera biasanya melonjak tajam di awal dan pertengahan bulan Agustus, terutama menjelang perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang.

“Kalau pemerintah imbau begitu, setidaknya semangat warga untuk beli bendera meningkat. Kami pedagang kecil jadi terbantu juga,” kata Syalran.

Menurut Kementerian Dalam Negeri, imbauan pengibaran bendera setiap bulan Agustus merupakan bentuk penghormatan atas jasa para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa. 

Selain itu, ini juga menjadi momentum memperkuat nasionalisme, terutama di tengah era digital yang kerap membuat masyarakat lupa pada sejarah bangsanya sendiri.

Lebih dari Sekadar Bendera

Bagi sebagian orang, mungkin selembar bendera hanya simbol. Tapi bagi Syalran, setiap jahitan dan setiap warna merah dan putih yang ia jajakan, adalah bentuk cinta pada negeri dan jalan menuju kehidupan yang lebih baik.

Kisah Syalran bukan hanya cerita tentang bendera dan kemerdekaan. Ini adalah cerita tentang ketekunan, cinta dalam rumah tangga, dan keyakinan bahwa rezeki akan datang bagi mereka yang mau terus berusaha.

“Kalau sudah bulan Agustus, saya merasa seperti ikut merayakan perjuangan para pahlawan. Meskipun cuma jualan bendera, tapi ini bentuk kecil dari cinta saya untuk Indonesia,” ucapnya pelan, tapi penuh makna. (*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update