Pasbana - Dari ribuan langkah di atas catwalk dan ratusan lembar kain yang telah dijahitnya, siapa sangka bahwa salah satu momen paling membekas dalam perjalanan karier desainer asal Malaysia, Karl Ho Kok Loong, justru datang dari sebuah kota yang terletak di barat pulau Sumatra—Padang.
“Saya benar-benar merasa seperti di rumah sendiri,” ujar Karl, sembari tersenyum lebar setelah penampilannya di panggung Padang Fashion Summit 2025 yang digelar di Bagindo Aziz Chan Youth Centre, Senin (4/8/2025).
“Dari pertama menginjakkan kaki di sini, saya disambut hangat oleh semua orang. Rasanya seperti bertemu keluarga lama.”
Batik Kontemporer dan Sambutan yang Mengharukan
“Fashion bukan hanya soal pakaian, tapi tentang budaya dan cerita di baliknya,” kata Karl. “Di sini saya merasa, semua yang saya tampilkan benar-benar dihargai. Semua prosesnya juga berjalan dengan sangat profesional.”
Padang Fashion Summit sendiri merupakan ajang tahunan yang mulai dikenal sebagai panggung penting bagi desainer-desainer lokal dan internasional untuk memamerkan karya mereka di Sumatra Barat.
Tahun ini, event tersebut mengangkat tema “Culture Meets Modernity”, dan menghadirkan sederet nama besar dari dalam dan luar negeri.
Makanan, Cuaca, dan Kehangatan yang Tak Terlupakan
Bagi Karl, pengalaman tak berhenti di atas panggung. Kota Padang justru meninggalkan kesan mendalam lewat hal-hal kecil yang tak kalah istimewa: makanan dan keramahan warganya.
“Saya jatuh cinta sama kuliner di sini!” ujarnya antusias. “Ikan bakarnya mantap, ayam bakarnya luar biasa, dan bumbunya... aduh, betul-betul bikin ketagihan. Rasanya pas di lidah saya.”
Menurut Karl, rasa masakan khas Padang memiliki kemiripan dengan masakan Melayu, namun dengan karakter yang lebih kuat dan berani. Data dari CNN Travel (2017) bahkan menobatkan rendang sebagai the world’s best food, yang tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi kuliner Minang.
Tak hanya soal makanan, Karl juga merasa nyaman dengan iklim Padang yang tropis dan hangat seperti Kuala Lumpur. “Saya tidak merasa asing. Bahkan karakter masyarakatnya juga mirip—ramah, terbuka, dan mudah bergaul. Saya cepat akrab dengan banyak orang di sini.”
Fashion Sebagai Jembatan Budaya
Bagi Karl, dunia fashion adalah ruang temu budaya. Dan Padang, menurutnya, adalah kota yang sangat potensial untuk menjadi simpul penting dalam peta fashion Asia Tenggara.
“Banyak potensi di sini. Talenta desainer lokalnya bagus, kekayaan budaya mereka luar biasa, dan infrastrukturnya semakin mendukung. Saya ingin kembali suatu hari nanti untuk kolaborasi yang lebih besar,” tuturnya.
Sebagai catatan, Sumatra Barat kini memang mulai serius mengembangkan sektor ekonomi kreatif, termasuk industri fashion berbasis budaya lokal. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif setempat mencatat pertumbuhan partisipasi UMKM mode berbasis etnik meningkat 20% selama dua tahun terakhir.
Ketika Sebuah Kota Menjadi Inspirasi
Ada yang istimewa dari perjalanan seorang kreator saat ia menemukan tempat yang membuatnya merasa pulang, meski sedang jauh dari rumah. Itulah yang dirasakan Karl Ho di Padang.
“Saya datang sebagai tamu, tapi pulang membawa rasa kekeluargaan,” katanya menutup wawancara.
Dan mungkin, seperti dalam potongan busana yang ia ciptakan, di situlah seni sejati lahir—dari pertemuan lintas batas, penuh cerita, dan rasa yang menyentuh.(rel/*)