Tanah Datar, pasbana – Sebanyak 25 siswa SMPN 3 X Koto antusias mengikuti Workshop Literasi yang diselenggarakan pada Jumat–Sabtu, 29–30 Agustus 2025. Kegiatan ini menghadirkan Muhammad Subhan, seorang penulis, pegiat literasi, sekaligus founder Sekolah Menulis Elipsis, sebagai pemateri utama.
Kegiatan diawali dengan pengarahan kepada peserta, kemudian dilanjutkan pembukaan oleh guru pembimbing sekaligus moderator, Afif Alfarisi, S.Pd. Kepala SMPN 3 X Koto, Fauzi Abduh, M.Pd.E, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya workshop ini. Ia menekankan pentingnya literasi sebagai bekal siswa menghadapi perkembangan zaman.
“Literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, menganalisis, dan menuangkan gagasan. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah kita,” ujar Fauzi dalam sambutannya.
Setelah itu, suasana semakin hangat dengan perkenalan dari pemateri, Muhammad Subhan, yang menyampaikan perjalanan kepenulisannya serta motivasi menulis. Para peserta pun diminta memperkenalkan diri dan menyampaikan alasan mengikuti workshop, sehingga tercipta interaksi yang akrab dan penuh semangat.
Materi Hari Pertama: Mengupas Fiksi dan Nonfiksi
Pada sesi inti, Subhan mengupas tuntas perbedaan antara fiksi dan nonfiksi, memberikan pemahaman mendalam tentang batasan sekaligus peluang dalam kedua jenis karya tulis tersebut. Ia juga mengajak peserta menelaah salah satu cerpen karya sastrawan Indonesia, Seno Gumira Ajidarma, untuk melihat bagaimana penulis besar meramu cerita yang menarik.
Materi berlanjut pada langkah-langkah menulis karya fiksi prosa. Subhan menekankan bahwa menulis fiksi bukan hanya soal imajinasi, tetapi juga soal teknik dan kedisiplinan. “Seorang penulis harus tekun. Inspirasi bisa datang dari mana saja, tetapi tanpa latihan yang konsisten, tulisan tidak akan berkembang,” ungkapnya.
Salah satu sesi yang paling diminati peserta adalah praktik penulisan satu paragraf dengan tiga sudut pandang berbeda: orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Latihan ini membuka wawasan siswa tentang cara pandang dalam bercerita, sekaligus melatih mereka untuk lebih kreatif.
Hari pertama ditutup dengan sesi tips menulis cerpen yang menarik. Subhan membagikan rahasia sederhana agar cerita tidak hanya enak dibaca, tetapi juga membekas di hati pembaca.
Hari Kedua: Bedah Karya Peserta
Memasuki hari kedua, peserta diminta menulis cerpen secara mandiri sebagai tugas rumah. Karya yang dihasilkan kemudian dibedah bersama melalui sesi editing. Subhan memberikan masukan langsung, baik dari sisi struktur cerita, pemilihan kata, maupun alur penulisan.
“Bedah karya ini sangat bermanfaat. Saya jadi tahu kelemahan tulisan saya, sekaligus belajar dari karya teman-teman lain,” ujar salah seorang peserta dengan penuh semangat.
Selain itu, siswa juga diajak mengenal aplikasi KBBI VI yang dapat diunduh secara gratis. Aplikasi ini diperkenalkan sebagai alat bantu penting bagi penulis muda dalam memilih kata yang tepat dan sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Meningkatkan Semangat Literasi Siswa
Selama dua hari, suasana workshop berlangsung hidup, penuh diskusi, tanya jawab, dan praktik menulis. Peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman nyata dalam menulis dan mengedit karya mereka sendiri.
Muhammad Subhan menutup kegiatan dengan pesan inspiratif: “Menulis bukan sekadar merangkai kata, tetapi juga melatih cara berpikir kritis, kreatif, dan berani menyuarakan gagasan."
Workshop literasi ini memberikan pengalaman berharga sekaligus memupuk semangat menulis di kalangan siswa. Pihak sekolah berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut, sehingga budaya literasi semakin kuat di SMPN 3 X Koto.(jonsat)