Notification

×

Iklan

Iklan

Dari Scroll Jadi Skill: Cara Mengubah Waktu di Medsos Jadi Peluang Karier Digital

18 Oktober 2025 | 06:02 WIB Last Updated 2025-10-18T10:47:45Z


Pasbana - Coba jujur deh—berapa lama kamu menghabiskan waktu buat scrolling di media sosial hari ini? Lima belas menit? Setengah jam? Atau malah... dua jam tanpa sadar? 

Kalau iya, tenang, kamu nggak sendiri. Data dari We Are Social 2025 mencatat, rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 3 jam 11 menit per hari di media sosial. 

Artinya, hampir seperlima waktu bangun kita dihabiskan untuk menatap layar dan menggulir konten tanpa henti. 

Tapi tunggu dulu—siapa bilang semua itu harus sia-sia? Dengan sedikit arahan dan keterampilan yang tepat, kebiasaan “scrolling” itu bisa diubah jadi peluang karier nyata di industri digital.

Medsos: Dari Hobi Jadi Profesi


Hari ini, hampir semua bisnis—dari kedai kopi rumahan sampai perusahaan multinasional—berlomba-lomba memperkuat kehadiran mereka di media sosial. 

Mereka butuh orang yang paham algoritma, tahu cara membuat konten menarik, dan bisa membangun engagement.
Nah, di sinilah muncul profesi baru seperti Social Media Specialist, Content Creator, Copywriter Digital, hingga Digital Strategist.

Menurut laporan LinkedIn Emerging Jobs Report 2024, pekerjaan di bidang digital marketing dan social media management termasuk lima besar profesi dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Artinya, peluangnya terbuka lebar—asal tahu pintunya.

Skill yang Wajib Dikuasai


Untuk bisa menembus dunia social media marketing, kamu nggak perlu jadi selebgram dengan jutaan followers. Yang penting adalah skill dan konsistensi.

Beberapa kemampuan dasar yang wajib diasah antara lain:

Content Planning – tahu kapan dan bagaimana membuat konten yang “klik” di audiens.

Copywriting & Storytelling – kemampuan merangkai kata yang menggugah emosi dan bikin orang berhenti scrolling.

Analisis Data – membaca insight, mengenali tren, dan memahami metrik seperti reach, engagement rate, dan conversion. 

Creative Thinking – ide liar tapi relevan yang bisa bikin brand menonjol.

Adaptasi Teknologi AI – sekarang banyak tools AI (seperti ChatGPT, Canva Magic Studio, atau Notion AI) yang bisa bantu bikin konten lebih efisien.

Menurut Google Digital Garage dan Meta Blueprint, kemampuan dasar digital seperti itu kini bisa dipelajari gratis lewat pelatihan daring. 

Banyak anak muda yang memulai karier mereka hanya bermodal kursus online dan portofolio kreatif di media sosial.

Kisah Nyata: Dari Scroll ke Sukses


Ambil contoh Nadia (25 tahun), mantan mahasiswa komunikasi dari Padang. Ia dulu cuma suka upload foto makanan di Instagram. Tapi sejak pandemi, ia mulai belajar tentang strategi konten dan algoritma. 

Sekarang, Nadia bekerja sebagai social media manager untuk brand skincare lokal dan menangani iklan digital dengan jangkauan puluhan ribu orang.

“Awalnya iseng, lama-lama jadi passion. Ternyata kerja di medsos bukan cuma posting, tapi mikir strategi juga,” ujarnya sambil tertawa.

Masa Depan Digital Ada di Genggaman


Tren global menunjukkan, hampir semua sektor kini bergerak menuju digitalisasi. Dari UMKM hingga pemerintahan, semua berlomba hadir di ruang digital. Dan setiap akun media sosial itu butuh pengelola yang paham strategi dan komunikasi.

Jadi, kalau selama ini kamu merasa bersalah karena terlalu sering buka medsos—mungkin itu saatnya mengubah arah. Bukan berhenti scrolling, tapi mulai scrolling dengan tujuan.

Seperti kata pepatah digital baru:
Don’t just scroll, learn to scroll smart.”

Karena di balik setiap like, share, dan comment, ada peluang karier yang menunggu untuk dijemput.
(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update