Notification

×

Iklan

Iklan

Kuota Bio Solar Sumbar Naik 70 Ribu Kiloliter

11 Oktober 2025 | 22:10 WIB Last Updated 2025-10-11T15:10:35Z


Padang, pasbana Masyarakat Sumatera Barat kini dapat bernapas lega. Setelah beberapa pekan terakhir mengalami keterbatasan pasokan bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis Bio Solar, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) akhirnya menyetujui penambahan kuota untuk wilayah Sumbar sebesar 70.000 kiloliter.

Keputusan tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan resmi Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, yang sejak Agustus 2025 telah mengirim surat permohonan tambahan kuota kepada BPH Migas. Menurut Mahyeldi, langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi menjelang akhir tahun.

“Alhamdulillah, usulan kita dikabulkan. Terhitung mulai awal Oktober, kuota Bio Solar untuk Sumbar bertambah sekitar 70 ribu kiloliter. Dengan tambahan ini, kebutuhan masyarakat insyaallah akan tercukupi hingga akhir tahun,” ujar Mahyeldi di Padang, Sabtu (11/10/2025).

Dengan tambahan tersebut, total alokasi Bio Solar Sumatera Barat kini mencapai sekitar 566.000 kiloliter, naik sekitar 15 persen dari kuota sebelumnya yang sebesar 497.874 kiloliter. Pemerintah provinsi memastikan distribusi akan segera kembali normal melalui kerja sama intensif antara Dinas ESDM Sumbar dan Pertamina.

Mahyeldi menegaskan bahwa pemerintah daerah terus memantau agar penyaluran dilakukan secara merata ke seluruh SPBU di kabupaten dan kota. Ia berharap antrean panjang yang sempat terjadi di beberapa wilayah akan segera berkurang.

“Kami terus berkoordinasi dengan Pertamina agar distribusi berjalan lancar dan tepat sasaran. Dengan tambahan kuota ini, kita optimistis antrean BBM bisa terurai dalam waktu dekat,” tambah Mahyeldi.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Helmi Heriyanto, ST, M.Eng, menjelaskan bahwa pihaknya langsung bergerak cepat setelah keputusan penambahan kuota diterbitkan oleh BPH Migas.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk mempercepat distribusi ke seluruh daerah. Karena keputusan baru keluar awal Oktober, memang ada waktu penyesuaian teknis pengiriman. Namun, kami yakin pasokan akan segera normal,” jelas Helmi.

Menurut data BPH Migas, peningkatan kebutuhan Bio Solar di Sumatera Barat dalam beberapa bulan terakhir disebabkan oleh lonjakan aktivitas sektor pertanian, perikanan, dan transportasi barang, terutama menjelang musim panen dan akhir tahun.

Penambahan kuota ini diharapkan mampu menjadi solusi konkret bagi masyarakat pengguna BBM subsidi, khususnya petani, nelayan, dan pelaku usaha transportasi yang sangat bergantung pada Bio Solar untuk menjalankan kegiatan ekonominya.

Dengan langkah cepat pemerintah daerah dan dukungan dari BPH Migas serta Pertamina, Sumatera Barat diperkirakan akan segera terbebas dari kelangkaan BBM yang sempat menghambat aktivitas ekonomi masyarakat.
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update