Notification

×

Iklan

Iklan

Realita Return Portofolio: Antara Mimpi 3% Sehari dan Kenyataan Pasar yang Tak Pernah Lurus

21 Oktober 2025 | 21:47 WIB Last Updated 2025-10-21T14:59:38Z


Pasbana - Banyak trader ritel di Indonesia memulai perjalanan investasi dengan mimpi: menggandakan modal lewat cuan 3% setiap hari. 

Di atas kertas, hitungannya memang menggoda — modal Rp30 juta bisa tumbuh menjadi Rp313 miliar dalam setahun jika profit 3% per hari dikompound. Tapi seperti kata pepatah lama di bursa, “di Excel semua orang kaya.”

Antara Simulasi dan Realita


Pasar saham tidak seperti kalkulator yang taat rumus. Tidak ada trader, bahkan profesional di hedge fund sekalipun, yang mampu untung 3% setiap hari tanpa pernah rugi. Market itu dinamis — kadang tenang, kadang badai. 

Analogi sederhananya: mustahil mencetak tiga gol di setiap pertandingan selama satu musim penuh.

Dalam simulasi realistis, trader dengan winrate 70%, profit 3%, dan cut loss 1%, menghasilkan return sekitar Rp6 miliar dari modal Rp30 juta setahun

Namun itu hanya berlaku jika disiplin ekstrem, tanpa satu pun hari emosional, panik, atau FOMO.

Kenyataannya? Trader profesional di prop firm atau hedge fund dunia hanya menargetkan 2–5% per bulan.

Citadel dan Two Sigma rata-rata 20–30% per tahun.

Warren Buffett, investor legendaris, mencetak sekitar 19–20% per tahun selama hampir 60 tahun.

Jadi, jika ritel bisa cuan 5–10% per bulan secara stabil, itu sudah termasuk luar biasa — bahkan melebihi kinerja rata-rata hedge fund dunia.

Cermin untuk Trader Ritel


Fakta di lapangan menunjukkan winrate trader ritel Indonesia hanya 30–45%.

Banyak yang kalah bukan karena analisa teknikalnya buruk, tapi karena emosinya tak terkendali. Overtrade, balas dendam setelah rugi, average down tanpa rencana — semua itu menggerus portofolio lebih cepat dari koreksi IHSG.

Simulasi sederhana:

Trader disiplin (winrate 50%) bisa melipatkan modal jadi Rp63 juta setahun (+111%).

Trader emosional (winrate 40%) hanya naik 35%.

Trader asal masuk (winrate 30%) justru rugi 14%.

Jadi, target 3% per hari bukan strategi, tapi ilusi. Market bukan ATM, dan bukan pula jalan pintas menuju kaya raya.
Inti dari Semua Ini

Menjadi trader sukses bukan soal seberapa besar profit, tapi seberapa lama bisa bertahan.

Mastering others is strength. Mastering yourself is true power.” – Lao Tzu

Sebelum belajar membaca candlestick, belajarlah membaca emosimu sendiri. Karena grafik bisa menipu, tapi ego tidak pernah bohong.

Mulailah dari target realistis — 0,5–1% per hari sudah sangat bagus. Konsistensi lebih berharga daripada sensasi.

Karena di pasar, yang bertahanlah yang menang, bukan yang tercepat, tapi yang paling sabar.
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update