Padang Panjang, pasbana— Komunitas Seni Kuflet kembali menggelar diskusi rutin bertajuk “Tata Suara dalam Film” di Sekretariat Kuflet, Kota Padang Panjang, Sabtu (4/10).
Acara ini menghadirkan Maksalmina, S.Sn., M.Sn., seorang praktisi dan akademisi film yang dikenal berkompeten di bidang tata suara.
Sekretaris Harian Kuflet, Teuku Al-Faruq, mengatakan diskusi ini merupakan bagian dari upaya komunitas untuk meningkatkan pemahaman teknis film di kalangan generasi muda.
“Kami ingin menghadirkan pembahasan yang lebih spesifik agar peserta tidak hanya menikmati film dari segi cerita, tetapi juga memahami unsur teknisnya,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Maksalmina menekankan bahwa kualitas audio kerap diabaikan oleh mahasiswa maupun pembuat film pemula.
“Film itu disebut audio visual. Kata pertama saja sudah audio, tapi sering dipandang sebelah mata. Padahal suara yang bersih dan kuat mampu menghidupkan cerita,” jelas alumni Kuflet yang memang mendalami bidang tata suara.
Pendiri Kuflet, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., menambahkan bahwa diskusi ini membahas tahapan penting seperti sound design, perekaman foley, pengisian ambient, hingga proses mixing dengan perangkat lunak profesional.
“Peserta diberi ruang bertanya langsung dan mencoba memahami bagaimana suara membentuk suasana dalam film,” tutur sastrawan sekaligus sutradara teater itu.
Maksalmina juga mengingatkan bahwa dialog harus tetap terdengar jelas, sementara musik dan efek suara perlu diatur agar tidak mendominasi narasi.
Diskusi ini diharapkan mampu membuka wawasan para pegiat film muda untuk lebih serius memperhatikan tata suara sebagai elemen vital dalam produksi sinema.(*/nofal)