Notification

×

Iklan

Iklan

Peresmian SPPG Bukit Surungan, Dari Dapur ke Hati Anak Negeri

03 November 2025 | 15:19 WIB Last Updated 2025-11-03T08:27:52Z


Padang Panjang, pasbana - Langit Padang Panjang tampak cerah pagi itu. Udara sejuk Bukit Surungan berbaur dengan aroma nasi hangat dan sayur tumis yang keluar dari dapur besar yang baru saja diresmikan.

Senin, 3 November 2025, menjadi hari yang tak biasa bagi warga kota kecil di lereng Gunung Marapi itu. Di sebuah gudang tua yang kini berubah rupa menjadi dapur bersih dan berkilat, lahirlah Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) Bukit Surungan. Sebuah tempat yang menjanjikan harapan: makanan bergizi untuk masa depan anak bangsa.

Wali Kota Hendri Arnis berdiri di tengah kerumunan. Di sampingnya, tampak Wakil Wali Kota Allex Saputra, Ketua DPRD Imbral, dan sejumlah pejabat lain. Suasana hangat namun khidmat.

Satu per satu armada SPPG berwarna putih menghidupkan mesin. Di balik kemudi, para pengemudi berseragam biru muda siap membawa kotak-kotak berisi “Makanan Bergizi” menuju sekolah-sekolah. Salah satunya, MTsN Padang Panjang.

Ketika mobil pertama melaju, sorak tepuk tangan pun pecah. Tanda bahwa perjalanan sebuah niat baik baru saja dimulai.

“Banyak yang ragu membuka dapur MBG,” ujar Hendri Arnis, dengan nada yang terdengar lembut namun tegas.

“Tapi Pak Indra Jaya justru langsung membuka tiga dapur. Ini bukti nyata kepedulian untuk masyarakat.”

Kata-kata itu menggema di aula sederhana yang penuh semangat. Tak sekadar pidato, tapi pernyataan tekad. Karena di balik program ini, ada harapan besar: anak-anak Kota Padang Panjang tumbuh sehat, cerdas, dan bergizi.

Namun Hendri tak menutup mata. Ia tahu, program serupa di tempat lain pernah tersandung masalah. Maka, ia berpesan keras: kualitas makanan harus dijaga. Tak boleh ada yang main-main dengan urusan perut dan masa depan generasi.

“Tujuan utama program ini bukan sekadar makan. Tapi memastikan anak-anak kita sehat dan punya masa depan. Itulah investasi terbesar,” tambahnya.

Sementara itu, Desi Jona, pimpinan Yayasan Maju Terus Jaya, menyampaikan bahwa dapur yang saat ini awalnya adalah gudang kosong.

“Gudang Kasong kami ubah jadi dapur. Lalu satu lagi di Sigando. Total tiga dapur kami jalankan. Semua dengan hati,” katanya sambil tersenyum.

Lebih dari 500 tenaga kerja dilatih. Mereka belajar bagaimana mengolah makanan yang bukan hanya lezat, tapi juga higienis dan penuh gizi.

“Setiap porsi yang keluar dari sini kami anggap amanah. Ada doa dan harapan di dalamnya,” ujar Desi pelan.

Hari pertama, 1.552 porsi makanan bergizi dikirim. Kotak-kotak berisi nasi, lauk, dan sayur hangat itu tiba di MTsN Padang Panjang tepat sebelum jam istirahat.
Murid-murid menyambutnya dengan tawa dan rasa ingin tahu.

“Enak, Bu! Kayak di rumah,” seru seorang siswa sambil menyuap nasi.

Wali Kota yang ikut meninjau tak kuasa menahan senyum. Ia bahkan ikut mencicipi.
“Enak,” katanya singkat, namun penuh makna.

Di balik tawa anak-anak itu, ada kerja keras yang panjang. Ada ide, kepercayaan, dan kolaborasi.

Olivia, Koordinator Wilayah SPPG Kota Padang Panjang, menyebut proyek ini sebagai langkah kecil dengan dampak besar.
“Kami ingin bukan hanya memberi makan, tapi memberi teladan. Tentang pentingnya kebersihan, keamanan, dan gizi yang seimbang,” ujarnya.

Sore itu, dapur SPPG kembali tenang. Aroma masakan telah berganti dengan wangi sabun cuci piring.

Namun di luar sana, efeknya masih terasa — di piring-piring kosong anak-anak, di senyum para ibu, dan di hati mereka yang percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari satu suapan bergizi.

Karena, seperti kata pepatah Minang, Dari nasi yang baik, lahir budi yang kuat.”
Dan mungkin, dari dapur sederhana di Bukit Surungan inilah, masa depan yang lebih sehat sedang dimasak perlahan-lahan.
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update