Mengapa Kesehatan Paru-Paru Bergantung pada Lingkungan Kita?
Pasbana - Paru-paru adalah organ vital yang bekerja tanpa henti. Dalam satu hari, kita bisa bernapas lebih dari 20 ribu kali. Menurut World Health Organization (WHO), kualitas udara yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit paru seperti asma, PPOK, dan infeksi saluran napas.
Di Indonesia, data Kemenkes RI menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi pada meningkatnya kunjungan pasien dengan gangguan pernapasan, terutama saat musim kemarau dan ketika terjadi bencana lingkungan.
Di sinilah peran pohon menjadi sangat penting—lebih besar dari yang sering kita sadari.
Pohon sebagai "Pasangan Alami" Paru-Paru Kita
Pohon bukan sekadar makhluk hidup yang mempercantik lingkungan. Secara ilmiah, mereka menjalankan fungsi penting bagi kesehatan manusia.
1. Pohon Menghasilkan Oksigen yang Dibutuhkan Paru-Paru
Melalui fotosintesis, pohon melepaskan oksigen. WHO mencatat bahwa manusia membutuhkan sekitar 550 liter oksigen per hari—jumlah yang sebagian besar disediakan oleh tumbuhan.
Tanpa tutupan hijau, kapasitas alam untuk menyediakan udara bersih akan menurun.
2. Pohon Menyerap Polutan Berbahaya
Polutan seperti karbon dioksida, nitrogen oksida, dan partikel halus (PM2.5) adalah zat yang tidak dibutuhkan paru-paru. Menurut studi dalam Environmental Pollution Journal (2020), pepohonan mampu menyerap hingga 24% polutan di udara perkotaan.
Inilah mengapa ruang terbuka hijau berkorelasi dengan rendahnya risiko penyakit paru.
3. Akar Pohon Melindungi dari Banjir dan Longsor
Akar pohon bekerja seperti spons raksasa. Mereka menahan air, memperlambat arus larian permukaan, dan mengurangi risiko banjir bandang (galodo).
Penelitian dari IPB University menyebutkan bahwa vegetasi dengan akar kuat dapat menurunkan risiko erosi hingga 60%.
Apa yang Terjadi Ketika Pohon Berkurang?
Deforestasi, pembakaran lahan, atau penggundulan hutan membuat kualitas udara menurun dan memperbesar risiko bencana hidrometeorologi.
Bagi kesehatan, dampaknya langsung terasa:
- Lebih banyak kasus ISPA
- Alergi meningkat
- Risiko penyakit paru kronis
- Anak-anak dan lansia menjadi kelompok paling rentan
Mengapa Melestarikan Pohon Juga Berarti Melestarikan Kesehatan Kita?
Pohon telah menjadi "pasangan alami" paru-paru kita sejak jutaan tahun lalu. Mereka memberikan apa yang kita butuhkan—oksigen—dan mengambil apa yang membahayakan—polutan.
Dengan kata lain, mereka bekerja tanpa pamrih untuk kesehatan kita.
Pertanyaannya: Jika pasangan alaminya saja sudah sebaik ini, tidak mampukah kita menyayanginya?
Menanam kembali setiap kali memanfaatkan. Mengurangi pembakaran. Menjaga bantaran sungai. Hal-hal sederhana namun berdampak besar.
Langkah Praktis untuk Pembaca: Mulai dari Diri Sendiri
1. Tanam 1 Pohon per Keluarga
Jenis yang mudah hidup: ketapang kencana, pucuk merah, atau gaharu lokal.
2. Buat Sudut Hijau di Rumah
Tanaman seperti sirih gading dan lidah mertua terbukti membantu menyaring polutan dalam ruangan.
3. Kurangi Pembakaran Sampah
Asap pembakaran mengandung PM2.5 dan benzena, yang berbahaya bagi paru-paru.
4. Gunakan Masker Saat Kualitas Udara Buruk
WHO merekomendasikan masker dengan filtrasi minimal KN95.
5. Dukung Program Reboisasi dan Relawan Lingkungan
Apalagi di wilayah yang baru mengalami bencana.
Renungan Bersama untuk Saudara-Saudara di Sumatera
Musibah banjir dan galodo yang menimpa beberapa wilayah di Sumatera adalah pengingat bahwa alam memiliki batas.
Pohon yang selama ini melindungi kita—menghasilkan oksigen, menyaring udara, menahan air—mulai berkurang jumlahnya.
Kini saatnya kita bergerak, tidak hanya berempati tetapi juga bertindak.
Menanam, menjaga, dan melestarikan.
Karena ketika kita menjaga pohon, sebenarnya kita sedang menjaga paru-paru kita sendiri.(*)




