Notification

×

Iklan

Iklan

Tren ISPA dan Penyakit Kulit Meningkat di Lokasi Banjir

05 Desember 2025 | 06:28 WIB Last Updated 2025-12-04T23:28:03Z


Padang , pasbana– Dinas Kesehatan Kota Padang kembali memperketat pemantauan kesehatan di sejumlah posko bencana banjir bandang. Dari hasil kunjungan harian ke lokasi terdampak, Dinkes mencatat peningkatan signifikan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) serta gangguan kulit di kalangan pengungsi.

“Kunjungan lapangan menunjukkan ISPA menjadi penyakit tertinggi yang dialami warga terdampak,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Srikurnia Yati, Kamis (4/12/2025). Ia menjelaskan, kondisi cuaca ekstrem, kelelahan, dan menurunnya daya tahan tubuh menjadi faktor utama, ditambah paparan debu dari lumpur yang mengering.

Untuk mencegah penyebaran ISPA, Dinkes memperkuat edukasi mengenai pentingnya hidrasi. Menurut Yati, banyak pengungsi yang mendapatkan air mineral namun tidak mengonsumsinya dalam jumlah cukup. “Tubuh membutuhkan setidaknya dua liter air per hari. Kami terus mengingatkan warga untuk minum cukup air, beristirahat, serta mengonsumsi buah dan sayur,” jelasnya.

Penggunaan masker juga diwajibkan mengingat tingginya polusi debu di lokasi bencana. Dinkes telah membagikan masker kepada para pengungsi dan mengimbau agar pemakaiannya diteruskan.

Selain ISPA, penyakit kulit turut meningkat akibat terganggunya suplai air bersih. “Air PDAM belum mengalir, sehingga warga memakai air sumur yang keruh. Ini memicu iritasi kulit,” kata Yati. Dinkes meminta warga menyaring air sebelum digunakan serta menjaga kebersihan tubuh semaksimal mungkin.

Hingga kini lebih dari 14.000 warga masih mengungsi. Daerah paling terdampak meliputi Tabiang Banda Gadang, Gurun Laweh, Batu Busuak, Guo, dan Lubuk Minturun, dengan kondisi rumah terendam lumpur hingga dua meter dan suplai air terbatas.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update