Notification

×

Iklan

Iklan

Desain Komunikasi Visual Jadi Peluang Ekonomi Kreatif Kekinian yang Menjanjikan

10 November 2021 | 00.02 WIB Last Updated 2021-11-09T17:02:09Z


Pasbana.com -- Kreativitas merupakan salah satu nilai jual tinggi di era modern sekarang ini. Dari pemerintahan hingga perusahaan swasta pasti membutuhkan sentuhan kreatif dalam melancarkan proses penyampaian pesan kepada masyarakat luas.

Dalam hal ini, bidang Desain Komunikasi Visual (DKV) memiliki peran penting dalam merealisasikannya. Tidak heran jika prospek desain komunikasi visual diproyeksikan tetap cerah di tahun-tahun ke depan pasca pandemi mereda.

Peralihan tren ke ranah digital ini menjadi pangsa pasar yang besar bagi subsektor desain komunikasi visual untuk terus berkarya. Mengingat di dunia digital visual menjadi kunci penting dalam mengenalkan sebuah produk.

Sentuhan visual warna, garis, bidang, bentuk, tipografi, ilustrasi, fotografi, bagan, infografis, dan layout menjadi sarana komunikasi yang dapat menarik konsumen. Melalui komunikasi visual yang tepat, pesan dari produk atau brand lebih mudah diingat masyarakat. Pastinya menghemat waktu dan tenaga.

Pasalnya jika dikemas unik dan menarik, akan lebih mudah disebarkan dari mulut ke mulut.
Tidak mengherankan jika desain komunikasi visual memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Bahkan, subsektor ini turut serta mengembangkan subsektor ekonomi kreatif lainnya, seperti kuliner, fashion, kriya, TV dan radio, penerbitan, arsitektur, desain produk, musik, hingga periklanan.

Bukan hanya pelaku parekraf, desain komunikasi visual juga memiliki peranan besar dalam membantu mempromosikan program-program pemerintah. Selama pandemi COVID-19 contohnya, komunikasi visual banyak dijadikan media untuk menyampaikan informasi terkait protokol kesehatan pada masyarakat.

Belakangan ruang lingkup DKV kian meluas. Saat ini DKV juga membawahi desain periklanan, desain identitas usaha, desain multimedia, desain marka lingkungan, desain grafis industri, desain grafis media, cerita bergambar, fotografi, videografi, ilustrasi, animasi, dan media kreatif.

Berbeda dari subsektor desain produk, hasil karya desain komunikasi visual bisa berupa logo, branding, ilustrasi, fotografi, animasi, laman, katalog, brosur, leafleat, desain buku, hingga desain label.

Prospek desain komunikasi visual sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif pun terus melejit. Bisa dibilang, saat ini semua produk membutuhkan peran desain komunikasi visual. Pasalnya, kesan pertama terhadap suatu produk didasarkan pada bentuk produk, warna, maupun kemasannya.

Prospek mentereng subsektor desain komunikasi visual juga berbanding lurus dengan sumbangsihnya terhadap PDB nasional. Sebelum pandemi COVID-19 melanda, subsektor desain komunikasi visual menyumbang Rp579,3 Miliar pada 2016.

Sedangkan saat COVID-19 melanda, menurut data Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2020-2021, tercatat subsektor desain komunikasi visual menyumbang angka yang fantastis, yakin Rp0,82 Triliun.

Menariknya, desain komunikasi visual juga menjadi salah satu subsektor parekraf yang efektif dalam menyerap pekerja. Masih dari data yang sama, subsektor DKV memperkerjakan 29.651 pekerja selama 2020. Melihat prospeknya yang moncer, pasca pandemi diprediksi akan ada 30.914 orang pekerja di subsektor DKV.

Merujuk proyeksi ini dan mendorong kemajuan subsektor DKV, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) meluncurkan berbagai upaya pengembangan.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah meluncurkan buku “Proyek Desain: Dasar Pengadaan & Pengelolaan Jasa Desain di Indonesia”. 

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi sekaligus memunculkan regenerasi desainer andal di Indonesia. Buku ini sendiri merupakan buku pertama dari tiga seri buku serupa yang tengah disusun oleh Kemenparekraf/Baparekraf.(rel) 
×
Kaba Nan Baru Update