Notification

×

Iklan

Iklan

Dharmasraya Luncurkan Inovasi “Prasmanan Gizi”: Terobosan Baru Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah

21 Oktober 2025 | 08:23 WIB Last Updated 2025-10-21T01:23:22Z


Dharmasraya, pasbana— Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panji Dara Jingga mencatat sejarah baru dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia. Untuk pertama kalinya, sistem pembagian makanan dengan pola prasmanan gizi diterapkan di sekolah. 

Uji coba perdana berlangsung di SMKN 1 Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, pada Senin, 20 Oktober 2025.

Jika di banyak daerah makanan MBG sudah dikemas sejak di dapur, kali ini konsepnya berbeda. Di bawah koordinasi SPPG Panji Dara Jingga, makanan disajikan langsung di lokasi pembagian. 

Para siswa membawa ompreng masing-masing dan mengantre dengan tertib di meja penyajian. Petugas kemudian memasukkan makanan sesuai urutan komposisi gizi yang telah distandardisasi — mulai dari karbohidrat, lauk protein, sayur, buah, hingga susu.

Langkah inovatif ini bukan sekadar perubahan teknis, melainkan strategi untuk meningkatkan kualitas gizi dan keamanan pangan bagi peserta didik.

“Dengan cara ini, risiko makanan menjadi tidak layak dapat diminimalisir karena disajikan langsung di sekolah. Makanan jadi lebih segar, hangat, dan higienis,”
ujar Panji Mursidan, Sekretaris SPPG Panji Dara Jingga, Senin (20/10).

Panji menjelaskan, metode tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Badan Gizi Nasional dan dinilai sebagai langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di tingkat sekolah.

“Kami berkomitmen mendukung pemerintah dalam menyiapkan generasi Indonesia yang unggul melalui asupan gizi yang seimbang dan terjamin kualitasnya,”
tambahnya.

Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani, melalui Penjabat Sekretaris Daerah Drs. Jasman Dt Bandaro Bendang, MM, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah SPPG tersebut. Ia menilai inovasi ini sejalan dengan visi pemerintah daerah yang ingin menjadikan MBG bukan hanya sekadar program bantuan makan, tetapi juga sebagai bagian dari investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi sehat dan produktif.

“Terobosan ini membuktikan bahwa Dharmasraya terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik. Kita ingin MBG bukan sekadar program bantuan, tetapi bagian dari upaya nyata membentuk generasi sehat dan produktif,” ujar Jasman yang juga menjabat sebagai Penanggung Jawab Satgas MBG Dharmasraya.

Lebih lanjut, Jasman berharap pola pembagian secara prasmanan ini dapat diadopsi secara nasional, mengingat metode serupa telah menjadi praktik umum di berbagai negara maju. Namun, ia tetap mengingatkan pentingnya efisiensi pelaksanaan di sekolah.

“Perlu diperhatikan agar pelaksanaannya tidak mengganggu waktu istirahat siswa. Bisa saja satu meja melayani satu kelas agar antrian lebih cepat,” tuturnya.

Dari dapur SPPG Panji Dara Jingga, tampak petugas mengenakan celemek dan sarung tangan khusus saat menyajikan makanan. Setiap siswa mendapatkan porsi sesuai kebutuhan gizi yang disusun berdasarkan panduan dari Badan Gizi Nasional.

Dengan sistem ini, makanan tidak hanya tersaji lebih menarik, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada siswa tentang pentingnya pola makan seimbang.

Program ini juga dinilai dapat mempererat interaksi positif antara petugas gizi, guru, dan peserta didik. Beberapa siswa menyebut pengalaman makan dengan sistem prasmanan terasa lebih menyenangkan dan memberikan rasa tanggung jawab untuk menghabiskan makanan mereka.

“Kalau seperti ini, makanannya masih hangat dan lebih enak. Kami juga bisa lihat langsung apa saja yang dimakan,” ujar salah seorang siswa SMKN 1 Koto Baru dengan antusias.

Dengan langkah perdananya di SMKN 1 Koto Baru, SPPG Panji Dara Jingga menandai babak baru dalam penyajian makanan bergizi untuk anak sekolah Indonesia — lebih hangat, lebih higienis, dan lebih berkualitas.

Ke depan, pemerintah daerah berencana memperluas penerapan sistem ini ke sekolah lain di Dharmasraya, sambil melakukan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas waktu, keamanan pangan, dan kepuasan peserta didik.

Inovasi ini menunjukkan bahwa keberhasilan program nasional tidak selalu bergantung pada anggaran besar, melainkan pada kreativitas dan komitmen pelaksana di lapangan

Dari dapur kecil di Dharmasraya, semangat perubahan untuk menciptakan generasi Indonesia yang sehat kini mulai menular ke seluruh penjuru negeri.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update