Notification

×

Iklan

Iklan

Silungkang Oso Menyala Digital: Ketika Mahasiswa dan Desa Berkolaborasi Menghidupkan Pariwisata

11 Oktober 2025 | 11:56 WIB Last Updated 2025-10-11T04:56:25Z


Sawahlunto, pasbana— Siapa sangka, dari desa kecil di lereng perbukitan Sawahlunto, lahir gebrakan besar menuju dunia digital? Itulah yang terjadi di Desa Silungkang Oso, setelah resmi diluncurkannya Program Desa Wisata Digital oleh Pemerintah Kota Sawahlunto bersama mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP).

Acara peluncuran yang berlangsung di Balairung Rumah Dinas Wali Kota itu terasa hangat dan sarat semangat muda.

 Sekretaris Daerah Kota Sawahlunto, Rovanly Abdams, yang mewakili Wali Kota Riyanda Putra, didampingi Kepala Dinas Kominfo Sumbar, Rudy Rinaldy, menegaskan bahwa langkah ini adalah bentuk nyata kolaborasi lintas generasi.

“Sinergi dengan mahasiswa menjadi kekuatan baru bagi pembangunan daerah. Mereka membawa ide segar dan kemampuan teknologi yang mampu mempercepat transformasi desa menuju kemandirian ekonomi,” ujar Rovanly.

Program ini digagas oleh tim PPK Ormawa UKFF UNP, yang menggandeng Pemerintah Desa Silungkang Oso dan Pemko Sawahlunto. Fokusnya sederhana namun berdampak besar: bagaimana teknologi digital dapat mengangkat potensi wisata, budaya, dan UMKM lokal agar “naik kelas”.

Melalui pendekatan ilmiah dan inovatif, para mahasiswa membantu masyarakat setempat memperkuat identitas desa—mulai dari promosi wisata lewat media sosial, digitalisasi produk UMKM, hingga pembuatan konten budaya Silungkang seperti tenun songket dan kuliner khas yang kini bisa dijangkau pasar global.

Langkah ini juga sejalan dengan program nasional 100 Desa Wisata Digital yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta kebijakan Pemprov Sumbar dalam mendorong ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.

Sawahlunto, yang dulunya dikenal sebagai kota tambang tua, kini perlahan menata wajah barunya sebagai destinasi wisata heritage dan digital. Melalui kolaborasi seperti di Silungkang Oso, semangat Sawahlunto Maju tampak bukan sekadar slogan, tapi gerakan nyata dari masyarakat dan generasi muda.

“Kita ingin desa-desa lain juga terinspirasi. Transformasi digital ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal cara berpikir baru — kreatif, berani, dan mandiri,” tutup Rovanly optimistis.
(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update