Padang, pasbana — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan delegasi Malaysia sepakat mempererat kerja sama lintas sektor melalui kegiatan Lawatan Muhibbah dan Madani Roadshow yang digelar di Auditorium Istana Gubernuran Sumbar, Senin (10/11/2025).
Acara ini dihadiri Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo bersama perwakilan Malaysia Madani, Persatuan Cendekiawan Minang Malaysia (PCMM), Wadah Pencerdasan Umat Malaysia (WADAH), dan Kolej Dar El Hikmah.
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi menilai kunjungan tersebut strategis dalam memperkuat hubungan ekonomi dan budaya antara Sumatera Barat dan Malaysia. “Kehadiran delegasi ini membuka peluang kerja sama yang lebih luas, terutama dalam pengembangan kuliner Minangkabau seperti rendang yang telah diakui dunia,” ujar Mahyeldi.
Mahyeldi mengungkapkan, sejak rendang dinobatkan CNN sebagai makanan terenak dunia, potensi ekspor kuliner khas Minang meningkat signifikan. Pemerintah daerah pun membentuk Himpunan Pengusaha Rendang Minangkabau (HIPERMI) guna memperluas pasar dan mendorong digitalisasi usaha.
HIPERMI telah mengekspor dua ton bumbu rendang ke Jerman dan 300 kilogram ke Australia, serta menjalin kerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk penyediaan rendang bagi jamaah haji dan umrah.
Selain sektor kuliner, Gubernur Mahyeldi juga mengajak Malaysia menjajaki kerja sama dalam bidang gambir, kopi, kakao, hingga pariwisata. “Sinergi ini diharapkan membawa manfaat bagi UMKM dan masyarakat di kedua daerah,” katanya.
Ketua Panitia, Rafdinal, mengapresiasi dukungan Pemprov Sumbar terhadap kegiatan tersebut. “Ini bukan sekadar kunjungan, tetapi wadah memperkuat silaturahmi dan kolaborasi ekonomi antara Sumatera Barat dan Malaysia,” ujarnya.
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur Mahyeldi juga menerima audiensi Presiden WADAH, Dato’ Haji Ahmad Azam Ab Rahman, yang turut membahas penghargaan internasional bagi ulama besar asal Minangkabau, Buya Hamka. Dato’ Ahmad Azam menilai pemikiran Buya Hamka menjadi inspirasi di berbagai universitas di Malaysia, seperti UIAM dan UNIKL.
Menanggapi hal itu, Mahyeldi menyambut baik rencana kolaborasi pelestarian warisan intelektual Buya Hamka serta pengembangan wisata religi di kawasan Maninjau. “Kami terbuka untuk investasi dan kerja sama yang mendukung sektor wisata sejarah dan religi,” tegasnya.
Pertemuan tersebut dihadiri tokoh-tokoh penting dari Malaysia dan Indonesia, menandai langkah konkret dalam memperkuat hubungan budaya, ekonomi, dan spiritual antara Ranah Minang dan Negeri Jiran.(*)





