Pasbana - Pemerintah kembali menghidupkan rencana besar yang sempat tertunda beberapa tahun: redenominasi rupiah.
Melalui Kementerian Keuangan, RUU Redenominasi ditargetkan rampung pada 2026, dan jika disetujui, Indonesia akan memasuki masa transisi penggunaan rupiah baru mulai 2027.
Bagi masyarakat umum, isu ini mungkin terasa jauh. Tetapi bagi investor pasar modal, redenominasi adalah “angin perubahan” yang penting dipahami sejak dini.
Mari kita bahas secara sederhana, runtut, dan tajam: apa itu redenominasi, mengapa pemerintah melakukannya, dan apa dampaknya bagi IHSG serta strategi investasi Anda ke depan?
Apa Itu Redenominasi?
Bayangkan rupiah sedang “ganti baju”—lebih rapi, simpel, dan modern.
Redenominasi adalah proses penyederhanaan nominal uang tanpa mengubah nilai riilnya.
Jika sebelumnya harga kopi Rp 10.000, maka setelah redenominasi mungkin tertulis Rp 10. Nilainya tetap sama, hanya tampilannya lebih ringkas.
Ini bukan sanering, yang memotong daya beli masyarakat.
| Redenominasi | Sanering |
|---|---|
| Nilai riil tetap | Nilai riil turun |
| Tujuan efisiensi | Tujuan menstabilkan krisis |
| Dilakukan bertahap | Biasanya mendadak |
| Tidak merugikan masyarakat | Bisa merugikan masyarakat |
Dalam ekonomi, redenominasi lebih mirip pembaruan sistem ketimbang solusi darurat.
Timeline Pemerintah: Kapan Berlaku?
Mengacu pada Rencana Strategis Kemenkeu 2025–2029, tahapannya sebagai berikut:
2025–2026: Penyusunan & pembahasan RUU Redenominasi
2026: Target pengesahan
2027–2029: Masa transisi: uang lama & baru beredar bersamaan
Syarat yang harus terpenuhi sebelum implementasi:
- Inflasi rendah & stabil
- Pertumbuhan ekonomi terjaga
- Situasi politik kondusif
- Sistem keuangan siap secara teknologi
Jika semua syarat mulus, redenominasi menjadi langkah modernisasi keuangan seperti yang dilakukan Turki, Rusia, dan Korea Selatan.
Dampaknya bagi Pasar Saham & IHSG
Pertanyaan utama investor:
"Jika nominal saham berubah, apakah nilai investasi saya berubah?"
Jawabannya: Tidak.
Simulasi Teknis:
Misal saham ABCD harga lama Rp 1.500
Setelah redenominasi (misal buang 3 nol) → menjadi Rp 1,5
Nilai portofolio Anda tetap sama.
Yang berubah hanyalah tampilan harganya.
Dampak Potensial pada IHSG
IHSG juga akan menyesuaikan skala: dari ribuan ke angka lebih kecil
Grafik & perhitungan indeks tidak berubah secara nilai
Lot, volume, dan kapitalisasi pasar semuanya mengikuti penyesuaian teknis
IHSG juga akan menyesuaikan skala: dari ribuan ke angka lebih kecil
Grafik & perhitungan indeks tidak berubah secara nilai
Lot, volume, dan kapitalisasi pasar semuanya mengikuti penyesuaian teknis
Psikologi Pasar Jadi Faktor Utama
Harga yang terlihat “murah” berpotensi:
Menarik lebih banyak investor ritel
Meningkatkan likuiditas
Memudahkan perhitungan dan transaksi
Harga yang terlihat “murah” berpotensi:
Menarik lebih banyak investor ritel
Meningkatkan likuiditas
Memudahkan perhitungan dan transaksi
Namun, fase awal berpotensi menimbulkan volatilitas karena adaptasi.
Peluang untuk Investor
1. Efek Psikologis Harga
Jika saham perbankan besar yang tadinya Rp 10.000 menjadi Rp 10, investor pemula akan melihatnya lebih terjangkau.
2. Likuiditas Bisa Meningkat
Pengalaman di negara lain menunjukkan kenaikan aktivitas transaksi setelah redenominasi.
3. Efisiensi Sistem
Penulisan harga menjadi lebih sederhana pada aplikasi trading, laporan keuangan, hingga sistem pembayaran nasional.
4. Citra Rupiah Meningkat
Mata uang yang lebih ringkas menambah kepercayaan global terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Tantangan yang Perlu Diwaspadai Investor
Masa transisi membingungkan: dua nominal uang beredar bersamaan
Potensi error sistem trading di awal implementasi
Psikologi harga bisa menyesatkan
Perlu edukasi besar-besaran untuk masyarakat dan pelaku pasar
Seperti mengubah aturan main, fase adaptasi akan menjadi momen krusial.
Strategi Cerdas Menghadapi Redenominasi
Untuk Investor Pemula:
Fokus pada fundamental perusahaan, bukan nominal harga
Jangan salah kaprah: “murah” bukan berarti undervalued
Manfaatkan volatilitas sebagai peluang akumulasi saham bagus
Gunakan portofolio yang terdiversifikasi
Untuk Trader Aktif:
Pantau volatilitas tinggi pada masa transisi
Perhatikan volume spike sebagai indikator psikologis
Pastikan aplikasi trading Anda sudah upgrade sistem redenominasi
Perketat manajemen risiko (stop loss & position sizing)
Belajar dari Negara Lain: Kasus Malaysia
Tahun 2018, Malaysia melakukan penyederhanaan tampilan Ringgit secara bertahap.
Hasilnya:
Transaksi keuangan lebih efisien
Pasar saham menyesuaikan dengan mulus
Investor cepat beradaptasi berkat edukasi pemerintah
Kunci keberhasilan: komunikasi publik yang efektif dan infrastruktur sistem yang siap.
Perubahan Nominal, Bukan Nilai
Redenominasi adalah langkah modernisasi yang dapat membuat sistem transaksi dan ekonomi lebih efisien.
Bagi investor, ini bukan ancaman, melainkan penyesuaian teknis dengan peluang psikologis.
“Redenominasi ibarat merapikan angka di kalkulator. Nol-nya berkurang, tapi nilai hitungannya tetap sama.”
Yang perlu Anda lakukan:
Tetap berpegang pada analisis fundamental
Jangan terpancing persepsi harga murah
Gunakan momentum untuk mengoptimalkan strategi investasi
(*)




